REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) bersama dengan PT Warna Bhuana Indonesia (WBI) membangun wahana baru yang diberi nama Bengawan Solo Park. Kerjasama kedua instansi diteken oleh Direktur Utama TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso dan Direktur PT WBI Herman Adriyanto di Taman Gesang TSTJ, Solo, Jumat (28/9).
Direktur PT WBI, Herman Adriyanto, mengaku telah membidik pengembangan Kota Solo khususnya Taman Jurug sejak lama. Sebab, dia menilai Taman Jurug sebagai destinasi yang punya legenda. Bahkan, Kota Solo punya banyak hal yang bisa dijual, terutama dari sisi sejarah.
"Kita mulai dari tempat yang sudah mendunia yakni Bengawan Solo. Kita mulai dengan Bengawan Solo Park," ucap Herman.
Herman menjelaskan, PT WBI akan membangun beberapa zona di Bengawan Solo Park. Zona yang dibangun di atas lahan seluas 2 hektare tersebut yakni, Amphitheater Community Park, Creative Zone (Creazone) Lifestyle, E Sport, dan Walking Museum. Pembangunan Bengawan Solo Park juga mencakup Taman Gesang yang nantinya akan dijadikan Museum Gesang. Total investasi dianggarkan sebesar Rp 22 miliar.
Pembangunan akan dimulai dari zona Community Park. Zona tersebut akan memberikan ruang bagi komunitas yang ada di Solo. "Di sana akan kami sediakan panggung dengan standar internasional. Sehingga para seniman di Solo tidak perlu menunggu event besar," ujar Herman.
Community Park juga digadang-gadang sebagai pengganti Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari yang kini sudah tidak beroperasi. Selain itu, sebagai tempat orang-orang bersosialisasi, tidak terbatas komunitas tetapi masyarakat umum. "Target kami Juni 2019 sudah selesai tapi akan kami percepat," imbuhnya.
Sementara zona E Sport untuk memfasilitasi para gamers dengan permainan yang tengah digemari saat ini. Selain itu, agar memunculkan para atlet E-sport dari Solo.
Sedangkan zona Walking Museum akan menjadi penghubung masuk ke Bengawan Solo Park. Nantinya terdapat sebuah koridor penghubung dari Taman Pelangi menuju Bengawan Solo Park. Di dalamnya akan dibangun patung-patung manusia purba.
Di sisi lain, mengenai tiket masuk Bengawan Solo Park masih akan dibicarakan lebih lanjut. Herman memastikan nominal tiket terbeli oleh masyarakat umum. "Kami tahap pertama melakukan CSR memindahkan kandang kuda nil dan membenahi lapak pedagang kaki lima (PKL)," ungkapnya.
Dirut TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan, proyek yang akan dikerjakan PT BWI terbagi menjadi empat zona. Target pengerjaan paling lama dua tahun. Namun, dia berharap kurang dari dua tahun pengerjaan proyek tersebut selesai. Bimo menyebut, dulu banjir menjadi masalah utama TSTJ, sekarang telah dibangun parapet untuk menyelesaikan masalah banjir. Untuk mengembangkan TSTJ, direksi telah melakukan beberapa kerjasama antara lain dengan Universitas Tunas Pembangunan (UTP), dan PT WBI.
"Mudah-mudahan segera selesai, TSTJ semakin ramai dan mendukung konservasi. Masyarakat yang datang kesini bisa menikmati pelayanan yang lebih baik," harap Bimo.