REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Muhammad Sadly meminta kepada seluruh masyarakat Palu dan sekitarnya terkait kabar hoaks. Masyarakat diminta untuk tidak mempercayai begitu saja berita tentang gempa dan tsunami yang marak beredar lewat media sosial.
Menurutnya, kabar bohong tersebut sengaja dihembuskan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menciptakan kepanikan di masyarakat. "Hingga saat ini belum ada cara atau pun teknologi untuk memprediksi secara tepat kapan dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi," kata Sadly melalui keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (1/10).
Ia mengatakan, BMKG menjadi satu-satunya institusi yang bertugas untuk mengupdate prakiraan cuaca, maritim, penerbangan, iklim, kualitas udara, gempa bumi dan tsunami selama 24 jam penuh. Oleh karena itu, Sadly berharap agar masyarakat tetap tenang dan tidak mempercayai kabar bohong yang banyak beredar lewat media sosial.
"Ikuti instruksi petugas yang ada di lapangan, jangan terpengaruh oleh kabar atau berita yang tidak diketahui asal muasalnya, pastikan informasi hanya diperoleh dari BMKG," ujarnya.
BMKG juga melakukan pemetaan daerah rendaman tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Pemetaan tersebut nantinya membagi wilayah Palu dan Donggala dalam sejumlah zona meliputi zona aman dan zona tidak aman.
BMKG telah menerjunkan tim sesaat setelah gempa bumi untuk melakukan survey pascagempa dan sosialisasi di wilayah terdampak. Survey yang dilakukan terdiri dari survey makroseismik, survey mikroseismik, survey mikrozonasi dan survey pascatsunami.