Senin 01 Oct 2018 20:30 WIB

Warga Khawatir Bawa Bantuan ke Palu

Warga resah dengan kabar adanya penjarahan di sejumlah jalan menuju daerah bencana.

Sejumlah toko dan gudang yang rusak akibat diterjang gempa dan tsunami berkekuatan 7,4 SR di kawasan Pergudangan Kabupaten Donggala, Sulteng, Senin (1/10).
Foto: Antara/Amirullah
Sejumlah toko dan gudang yang rusak akibat diterjang gempa dan tsunami berkekuatan 7,4 SR di kawasan Pergudangan Kabupaten Donggala, Sulteng, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Sejumlah warga Gorontalo mengaku khawatir membawa bantuan untuk korban gempa di Palu. Hal itu menyusul adanya kabar penjarahan di sejumlah titik jalan menuju daerah yang dilanda bencana tersebut.

"Kami menerima informasi dari Palu, mobil dicegat oleh warga setempat saat memasuki Palu. Bantuan yang dibawa diambil paksa," kata salah seorang warga, Yeti Ibrahim, di Gorontalo, Senin (1/10).

Atas informasi tersebut, ia yang rencananya mengantarkan bantuan untuk keluarga yang menjadi korban gempa Palu mengurungkan niat. "Kami akan tunggu sampai situasi mereda atau setidaknya jalur masuk ke Palu dijaga oleh aparat. Kalau bantuannya hanya sampai di titik masuk Palu, lantas keluarga kami di Donggala makan apa?," ujarnya.

Menurutnya, perjalanan mengantarkan bantuan kepada keluarga akan sia-sia jika bantuan hanya sampai area yang menjadi sasaran pengambilan paksa. Hal yang sama juga diungkapkan warga lainnya, Ririn. Ia juga berencana menjemput keluarganya di Palu.

"Keluarga kami di Palu meminta dibawakan makanan, katanya kalau tidak bawa makanan lebih baik jangan ke Palu dulu. Mereka benar-benar butuh bantuan tapi kami khawatir dijarah," katanya.

Sebelumnya, berbagai bantuan logistik dari Gorontalo mulai didistribusikan kepada korban gempa Palu melalui jalur transportasi darat. Hingga saat ini, sejumlah elemen seperti mahasiswa hingga pengemudi taksi dalam jaringan turut menggalang dana di jalan raya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement