Senin 01 Oct 2018 19:43 WIB

Wiranto: Pemerintah Butuh Bantuan Pesawat dan Genset

Bantuan yang mendesak dibutuhkan untuk Palu, yakni tenda dan air bersih.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menko Polhukam Wiranto (kedua kiri), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri), dan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (kiri) mengunjungi lokasi gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (30/9).
Foto: Antara/Biropers-Kris
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menko Polhukam Wiranto (kedua kiri), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri), dan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (kiri) mengunjungi lokasi gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (30/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto telah mencatat beberapa bantuan yang dibutuhkan Pemerintah Indonesia untuk dapat diterima sesegera mungkin. Bantuan utama yang pemerintah amat butuhkan adalah alat angkut udara.

Kondisi di lokasi terdampak bencana di sekitar Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, yakni listrik mati, bahan bakar minyak (BBM) langka, jaringan komunikasi seluler mati, dan beberapa jalan darat putus membuat angkutan darat menjadi salah satu jalan keluar untuk mendistribusikan bantuan dengan cepat.

"Namun, kita tahu, ada keterbatasan, tentunya alat-alat udara bervolume besar kalau kita pindahkan satu tempat ke daerah bencana. Maka, tentu kebutuhan utama adalah alat angkut udara," kata Wiranto dalam konferensi pers di Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (1/10).

Wiranto menjelaskan, jenis pesawat yang bisa mendarat di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, adalah pesawat angkut Hercules C-130 atau pesawat yang bisa mendarat di landasan sepanjang 2.000 meter. Pesawat Boeing yang bisa mendarat di sana pun hanya yang bertipe 737 seri 400/500.

"Karena itu, nanti mengharapkan adanya bantuan alat angkut udara Hercules C-130," ujar Wiranto.

Selain alat angkut udara, pemerintah juga membutuhkan banyak tenda dan water treatment. Di Kota Palu dan sekitarnya, kata Wiranto, air bersih memang sulit untuk didapatkan. Sumber-sumber air bersih tidak banyak ditemukan.

"Sumur pompa membutuhkan listrik. Listriknya pasokannya sangat rendah sekarang. Kita juga meminta bantuan genset-genset kepada negara-negara donor itu," kata Wiranto.

Kemudian, pemerintah juga membutuhkan peralaran untuk fogging. Menurut Wiranto, ada jenis fogging yang digunakan untuk menetralisasi jenazah-jenazah yang terlambat dimakamkan, yang bisa menimbulkan penyakit.

"Peristiwa di Aceh jangan terulang, banyak mayat terlambat terkubur sehingga menyebabkan penyakit tertentu yang menyerang manusia. Jadi, kita butuh fogging," ungkapnya.

Rencana koordinasi untuk bantuan-bantuan ini dibicarakan pada pukul 17.00 WIB. Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) sedang mengumpulkan duta besar para negara donor atau yang telah menyiapkan dan menawarkan untuk membantu.

"Sekarang sedang berkumpul bersama-sama dengan Wamenlu untuk membicarakan ini. Hasilnya saya tunggu malam ini," kata Wiranto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement