Senin 01 Oct 2018 19:07 WIB

Tjahjo: Kampanye di Palu Dilarang, Bagi-Bagi Sembako Boleh

Mendagri meminta semua pihak fokus ke penanganan bencana gempa Palu dan Donggala.

Rep: Dian Fath Risalah / Red: Andri Saubani
Mendagri Tjahjo Kumolo
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Mendagri Tjahjo Kumolo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menginstruksikan kepada Komisi Pemilihan Umum(KPU) untuk melarang kegiatan kampanye apa pun di daerah terdampak gempa di Sulawesi Tengah. Khususnya di wilayah Palu dan Donggala.

"Saya meminta kepada KPU untuk khusus Sulawesi Tengah ini sementara tidak ada kampanye dulu,"ujar Tjahjo di Gedung KPK Jakarta, Senin (1/10).

Tjahjo mengatakan, saat ini lebih baik fokus terhadap bencana alam yang dialami masyarakat Palu dan Donggala daripada kepentingan kampanye dadakan yang memanfaatkan momen bencana. Namun, ia tidak melarang partai politik yang ingin memberikan bantuan secara langsung kepada korban bencana, demi memulihkan kondisi korban yang hingga saat ini sangat memerlukan bantuan berupa keperluan dasar dari semua elemen masyarakat.

"Silakan partai politik kalau mau kampanye bantu sembako,"tegasnya.

Berdasarkan laporan terakhir dari BNPB, sudah ada 844 korban tewas akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Sementara itu, 540 korban luka berat masih dirawat di rumah sakit dan hampir seluruh bangunan di Kota Palu hancur.

Baca juga:

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho memperkirakan jumlah korban akan terus bertambah. Sebab, masih ada jenazah-jenazah yang belum teridentifikasi, banyaknya korban yang diduga tertimbun di reruntuhan bangunan yang belum ditemukan, dan masih banyaknya daerah yang belum dijangkau oleh tim SAR gabungan.

Hingga kini, BNPB masih kesulitan untuk memperbarui data korban karena jaringan komunikasi masih sangat sulit di sejumlah wilayah. Jalur komunikasi yang sudah bisa diakses hanya di Kota Palu, itu pun masih sangat terbatas. Tiga kabupaten terdampak gempa lain, yaitu Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong, masih lumpuh total.

Sutopo menambahkan, operasi SAR juga mengalami kendala yang menyulitkan pengevakuasian dan penyelamatan korban. "Banyak kendala. Pertama, karena listrik padam. Komunikasi juga masih sangat terbatas. Alat berat masih terbatas," kata dia.

Saat ini, proses evakuasi dan penyelamatan korban hanya menggunakan alat-alat berat yang ada di Kota Palu. Namun, jumlah alat berat tersebut tidak mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah bangunan yang runtuh dan daerah yang terdampak gempa dan tsunami. Selain itu, kondisi jalan yang rusak membuat pengiriman alat berat dari luar Kota Palu mengalami kendala.

Namun, operasi SAR terus dilakukan dengan peralatan seadanya. Fokus evakuasi dan penyelamatan pada Ahad ada di enam titik di Kota Palu, yakni Hotel Roa-Roa, Mal Ramayana, Restoran Dunia Baru, Pantai Talise, Perumahan Balaroa, dan pencarian korban di puing-puing bangunan hancur.

Selain itu, masih ada beberapa titik yang diperkirakan sebagai tempat korban tertimbun oleh material bangunan. Korban yang berhasil dievakuasi langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara untuk diidentifikasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement