REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengakui, masyarakat yang masih ada di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) berebut agar mereka segera dievakuasi keluar dari kota itu. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengakui hingga hari ini banyak sekali masyarakat yang berbondong-bondong ingin dievakuasi keluar Palu.
"Memang banyak sampai membuat pesawat tidak bisa take-off (mengangkut penumpang). Makanya kami atur," katanya saat konferensi pers perkembangan gempa dan tsunami Sulteng, di Jakarta Timur, Senin (1/10).
Kendati demikian, kata dia, meski penerbangan komersial sudah diaktifkan namun jumlahnya masih terbatas. Oleh karena itu, dia menambahkan, aparat pengaman seperti tentara nasional Indonesia (TNI) dan polri dikerahkan untuk mengamankan masyarakat yang ingin keluar wilayah Palu.
Pihaknya memahami psikologis masyarakat setempat yang merasa trauma karena mendapat bencana apalagi kondisi logistik terbatas sehingga ingin segera keluar Palu. "Jadi ada dinamika-dinamika ribuan orang seperti itu (berebut keluar Palu)," ujarnya.
In Picture: Proses Evakuasi Korban Gempa Palu di Perumnas Balaroa
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra Samal mengatakan, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) telah menerbitkan NOTAM no HO755/18 tentang pembukaan bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu. Ini untuk pembukaan penerbangan komersial dengan pelayanan navigasi Visual Flight Rules (VFR).
Pembukaan penerbangan komersial ini melanjutkan proses sebelumnya saat Bandara Mutiara Sis Al Jufri diupayakan dibuka untuk penerbangan emergency, SAR, dan kemanusiaan. Sebagai aksi cepat tanggap darurat, AirNav Indonesia telah mengirimkan personel dari Makassar dan Balikpapan untuk memastikan layanan navigasi penerbangan di Bandara Palu berjalan dengan baik guna memaksimalkan proses pemulihan pasca-gempa.
"BUMN akan terus hadir untuk memberikan bantuan penanganan bencana agar masyarakat terbantu dalam memperoleh kebutuhan dasar, seperti bahan makanan, air bersih, maupun tempat berlindung," ujar Hambra melalui siaran persnya, Ahad (30/9).
Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait memastikan proses penerbangan baik landing maupun take off di Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu, Sulawesi Tengah tetap berjalan. Hal ini membantah kabar soal banyaknya warga memasuki apron (pelataran pesawat) dan menghalangi penerbangan pesawat.
AirNav mengakui memang benar saat ini banyak masyarakat ada di bandara untuk dievakuasi. "Namun, Tidak ada blokade untuk menghalangi proses penerbangan," kata Yohanes dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/10).