Senin 01 Oct 2018 17:06 WIB

Tim Medis Coba Tekan Angka Kematian Korban Tsunami Palu

Sebagian besar korban diyakini masih memiliki harapan untuk hidup.

Sejumlah petugas gabungan mengangkut jenazah yang telah terevakuasi untuk diberangkatkan di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah petugas gabungan mengangkut jenazah yang telah terevakuasi untuk diberangkatkan di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim medis DKI Jakarta bagian dari Tim Tanggap Ibu Kota yang berangkat untuk membantu proses evakuasi korban bencana alam di sepanjang pantai Palu hingga Donggala, bertekad bisa menekan tingkat kematian (mortalitas) di wilayah tersebut. Sebagian besar korban diyakini masih memiliki harapan untuk hidup.

"Sebagian besar korban sebenarnya masih memiliki kemungkinan hidup. Namun, karena tak secara cepat ditangani, bisa karena pendarahan atau tidak makan dan minum, sehingga meninggal, terutama anak-anak," kata Koordinator tenaga medis Tim Tanggap Ibu Kota,  Arsanto Tri Widodo di Jakarta, Senin (1/10).

Arsanto memaparkan, terdapat 20 tenaga medis yang ditugaskan, terdiri atas dua dokter ortopedi, satu dokter obgyn, satu dokter spesialis anak, satu dokter spesialis anastesi, satu dokter bedah umum, empat dokter gawat darurat, sembilan perawat, satu apoteker, serta dua petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Arsanto pun menyampaikan tenaga medis Tim Tanggap Ibu Kota akan membawa perlengkapan serta obat-obatan lengkap.

"Untuk kita nanti yang bekerja itu ada instrumen operasi, implan, obat, alat-alat habis pakai, seperti alkohol antiseptik dan mungkin hampir 1 ton kita mau bawa," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, para tenaga medis juga telah mempersiapkan diri sebelum berangkat lokasi terdampak gempa. "Kami tentu persiapkan kebutuhan pribadi dulu karena di sana kita relawan tidak boleh membebani tuan rumah. Misal, baju, celana, sepatu cepat kering, sleeping bag, makanan, minuman, dan lainnya," ujarnya.

Arsanto sendiri pernah empat kali dikirim ke daerah bencana alam. Ia juga bertugas pada hari pertama pascatsunami Aceh pada 2004 silam.

Pemprov DKI Jakarta merespons bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, dengan mengirimkan Tim Tanggap Ibu Kota yang terdiri atas sejumlah Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD). Tim tersebut telah terlatih untuk mengevakuasi korban bencana. Salah satunya adalah tenaga medis Tim Tanggap Ibu Kota.

photo
Kronologi Gempa-Tsunami Palu dan Donggala

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement