REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya meminta dilakukan pembatasan jumlah orang yang berada di bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu. Hal itu menanggapi laporan banyaknya masyarakat yang memadati dan berkumpul di bandara agar dapat keluar dari Palu menggunakan pesawat hercules milik TNI.
"Dari kemarin saya sudah koordinasikan, bahkan Dirjen saya masih di sana untuk memastikan mengurangi orang-orang yang di bandara. Karena kapasitas penerbangan dari angkatan udara dan komersial ini kan relatif sedikit, maka kami minta satu, orang-orang yang ke line site itu dibatasi," ujar Budi di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (1/10).
Budi Karya juga meminta agar petugas memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait situasi dan kondisi penerbangan. Selain itu, Menhub menginstruksikan agar penerbangan komersial dibuka. Tercatat, sebanyak 12 penerbangan dari berbagai maskapai yang akan memberikan layanannya.
"Saya catat mungkin 12 penerbangan yang ada di sana, ada Lion, ada Sriwijaya, ada Garuda, ada Wings, yang akan berjalan," ujarnya.
Sejumlah warga menunggu giliran untuk dievakuasi ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menggunakan pesawat Hercules di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (30/9).
Untuk mengawal penerbangan di bandara Sis Al Jufri Palu, Menhub meminta bantuan keamanan dari TNI dan Polri. Ia juga menyampaikan, pemerintah akan memprioritaskan baik penerbangan komersial maupun pengiriman bantuan untuk masuk ke Palu.
Kendati demikian, pesawat yang dapat mendarat di bandara Sis Al Jufri hanya pesawat berjenis ATR atau 737-500 lantaran panjang landasan pesawat hanya 2.000 meter. Budi mengatakan, pesawat berjenis ATR hanya dapat mengangkut penumpang sebanyak 72 orang. Sedangkan pesawat tipe 737-500 dapat mengangkut penumpang hingga 200 orang.
Sejumalah warga menunggu giliran untuk dievakuasi ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menggunakan pesawat Hercules di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (30/9).