REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran para petugas Desa Migran Produktif (Desmigratif) dinilai sangat penting untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja migran. Untuk itu, kemampuan dan kapasitas petugas desmigratif mesti terus ditingkatkan.
Desmigratif merupakan program yang digagas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk melakukan koordinasi, pendekatan, dan penanganan secara langsung ke desa-desa kantong Pekerja Migran Indonesia (PMI). Program ini bertujuan untuk melindungi PMI dan keluarganya yang akan dan setelah bekerja dari luar negeri, melalui 4 pilar utama yaitu pusat layanan migrasi, kegiatan usaha produktif, community parenting, dan pembentukan koperasi desmigratif.
"Sebagai pusat bimbingan, penyuluhan dan konsultasi di desa, para petugas desmigratif adalah ujung tombak pemerintah dalam melindungi pekerja migran dari proses migrasi yang berisiko tinggi," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri melalui pesan tertulis, Ahad (30/9).
Hanif mengatakan, peranan petugas desmigratif sangat dibutuhkan untuk menghindarkan calon pekerja migran dan keluarganya dari proses migrasi yang tidak sesuai prosedur, berisiko tinggi, dan perdagangan orang (human trafficking).
"Bekerja di dalam negeri atau bekerja ke luar negeri, itu adalah pilihan. Tetapi pemerintah perlu memastikan, apapun yang dipilih rakyat itu bisa dilakukan secara aman, bisa dilakukan sesuai peraturan yang ada. Sehingga, terhindar dari migrasi yang tidak aman atau beresiko tinggi," jelas Hanif.
Namun begitu, Hanif mengingatkan agar masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri harus siap tiga hal. Mulai dari siap mental, siap bahasa, dan siap keterampilan.
Siap secara mental, berarti calon pekerja migran harus siap secara fisik maupun secara psikis. Adapun untuk mendukung kesiapan secara mental, calon pekerja migran juga harus siap secara bahasa. Sedangkan siap dari sisi keterampilan akan menempatkan pekerja migran pada pekerjaan di sektor yang lebih aman dan lebih baik dari sisi jabatan.
"Kalau skill-nya bagus tentu level pekerjaannya akan bagus. Kalau level pekerjaannya bagus, maka pendapatannya akan bagus. Jika pendapatan bagus, maka kesejahteraan keluarganya akan meningkat," kata Hanif.
Program Desmigratif diluncurkan pada tahun 2016 dengan melibatkan 2 desa sebagai percontohan. Pada tahun 2017, Desa Desmigratif berjumlah 122 desa. Pada tahun 2018, lokasi program Desmigratif ditambah 130 Desa yang tersebar di 65 kabupaten/kota. Sehingga, lokasi Desmigratif saat ini berjumlah 252 Desa.