REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persoalan pendanaan disebut sebagai salah satu kendala dalam penanganan bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng) karena berdekatan dengan kejadian di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Meski demikian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih memiliki dana siap pakai Rp 560 miliar yang digunakan untuk memberikan bantuan penanganan darurat di Sulteng.
"Masalah pendanaan ini juga menjadi salah satu kendala karena kami menangani dampak gempa Lombok belum selesai, memerlukan dana triliunan. Kemudian ditambah dengan kebutuhan dana untuk penanganan darurat di Sulawesi Tengah," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho pada konferensi pers di kantornya, Ahad (30/9).
Meski demikian, di dalam penanganan darurat, BNPB tetap akan melakukan pendampingan dan memperkuat pemerintah daerah (pemda), baik itu di tingkat provinsi maupun kabupaten. Perkuatan tersebut, kata Sutopo, meliputi perkuat anggaran, terutama dana siap pakai.
"BNPB masih ada Rp 560 miliar dana untuk penanganan darurat yang siap untuk digunakan untuk memberikan bantuan penanganan darurat di Sulawesi Tengah. Kalau ada kekurangan, pasti BNPB akan mengajukan kepada Kementerian Keuangan," kata Sutopo.
Selain bantuan anggaran, BNPB juga akan memberikan bantuan teknis manajerial kepada pemda. Bantuan yang meliputi bagaimana penetapan status, pengorganisasian, dan operasional dalam menangani bencana ini akan terus diberikan oleh BNPB. "Dukungan bantuan logistik, peralatan, tertib administrasi juga terus akan dilakukan. Kami akan membelanjakan bantuan-bantuan kebutuhan untuk penanganan para korban. Dibelanjakan diprioritaskan di Makassar, kemudian segera diangkut dengan menggunakan pesawat Hercules ke Palu," jelas dia.