"Kami di sini butuh makanan atau mi instan, hingga hari ini belum ada bantuan karena mungkin pemerintah masih fokus untuk penanganan di kota Palu yang banyak korban jiwa," ujar salah seorang pengungsi, Arif Pandian, Ahad (30/9) dini hari.
Ia mengungkapkan, di perbukitan tempat ia mengungsi, terdapat sekitar 1.000 orang yang menempati tempat itu. Selain makanan, banyak anak yang membutuhkan susu dan popok.
"Anak saya baru berumur satu tahun dan terus menangis karena tidak ada susu dan belum ada toko yang buka," ucapnya.
Baca Juga:
- Masyarakat Sumbar akan Kumpulkan Rendang untuk Gempa Palu
- Mengenal Patahan Palukoro Penyebab Gempa-Tsunami Sulteng
- AirNav Naikkan Pangkat Mendiang Petugas ATC Palu
Arif mengatakan jika listrik masih padam total, namun jaringan telekomunikasi sudah bisa digunakan walaupun terkadang masih sulit mendapat sinyal. "Di sini kita tinggal di tenda, dan beralaskan karpet dan juga dus bekas, saat ini bahkan hujan mulai turun," kata dia, lagi.
Ia berharap segera datang bantuan agar ia bersama keluarga dan korban lainnya dapat segera memperoleh barang yang dibutuhkan.
Sebelumnya gempa bumi dengan Magnitude 7,7 SR terjadi pada Jumat (28/9) petang, pada 17:02:44 WIB atau sekitar pukul 18:02:44 WITA. Lokasi sekitar 0.18 LS, 119.85 BT atau 27 km Timur Laut Donggala, Sulteng, dengan kedalaman sekitar 10 Km, bahkan terjadi tsunami di wilayah itu.
Infografis Dampak Bencana Sulawesi.