Ahad 30 Sep 2018 07:00 WIB

Ma'ruf Amin: Wajib Hukumnya Hilangkan Disparitas Miskin-Kaya

Penghilangan disparitas sebagai bagian pengentasan kemiskinan merupakan kewajiban.

Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin (tengah) didampingi Ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kanan) dan Ketua DPW PKB Jawa Timur Abdul Halim Iskandar (kiri) menyampaikan sambutan pada acara Konsolidasi Kader PKB di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/9).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin (tengah) didampingi Ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (kanan) dan Ketua DPW PKB Jawa Timur Abdul Halim Iskandar (kiri) menyampaikan sambutan pada acara Konsolidasi Kader PKB di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Calon wakil presiden nomor urut 1 Ma'ruf Amin menyatakan wajib hukumnya menghilangkan disparitas atau kesenjangan antara masyarakat kaya dan miskin di Indonesia. Penghilangan disparitas itu merupakan kewajiban semua pihak.

"Mengentas kemiskinan itu adalah kewajiban kita semua. Khususnya bagi umat Islam, itu sudah tercantum dalam ayat Allah di Al Quran," katanya saat berorasi dalam peluncuran tagline atau slogan "PKB 1 Kan Indonesia" untuk Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Legislatif 2019 bagi partai politik nomor urut 1 itu yang berlangsung di DBL Arena, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Sabtu (29/9).

Pada kesempatan itu, pasangan Joko Widodo (Jokowi) di Pemilu Presiden 2019 ini memastikan jika terpilih akan memprioritaskan pengentasan kemiskinan bagi rakyat Indonesia. "Infrastruktur untuk mengentas kemiskinan ini sudah dibangun oleh Pak Jokowi di berbagai wilayah Indonesia. Maka jika terpilih lagi nanti, saya tinggal meneruskan untuk menghilangkan disparitas antara masyarakat miskin dan kaya di Indonesia," katanya.

Ma'ruf, seperti yang telah disampaikan dalam berbagai kesempatan sebelumnya, menyatakan telah memiliki format yang dinamakan "Arus Baru Ekonomi Indonesia" untuk menghilangkan disparitas antara miskin dan kaya. "Arus Baru Ekonomi Indonesia ini bukan untuk mengembangkan disparitas dalam rangka menyingkirkan masyarakat kaya dan mengangkat yang lemah, melainkan mengupayakan agar keduanya sama-sama kuat," katanya.

Dia mencontohkan, jika saat ini yang berkembang adalah swalayan Indomart, maka ke depan yang berkembang harus mart-mart lain milik umat atau rakyat. "Selain itu disparitas antardaerah maupun dengan pusat juga harus dihilangkan," ucapnya.

Ma'ruf menyatakan tidak susah untuk menghilangkan disparitas tersebut karena infrastrukturnya sudah dirintis selama Jokowi menjadi presiden selama lima periode yang lalu. "Pak Jokowi sudah membangun infrastruktur bandara, pelabuhan dan jalan tol yang menghubungkan antardaerah. Maka saya tinggal menjalankan format 'Arus Baru Ekonomi Indonesia' untuk menghilangkan disparitas miskin-kaya yang selama terjadi," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement