REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah berhasil memulihkan dua gardu listrik dari tujuh gardu induk yang padam akibat gempa. Menteri Kordinator Politik Hukum dan HAM (Polhukam) Wiranto mengatakan, lima gardu sisanya hingga saat ini masih belum bisa dihidupkan menyusul resiko yang mungkin timbul.
"Lima lagi yang berisiko untuk dinyalakan, besok pagi akan dicek ulang terhadap lima gardu induk," kata Wiranto di Jakarta, Sabtu (29/9) dinihari wib.
Wiranto mengatakan, pemerintah telah menyiapkan langkah darurat jika lima gardu listrik tersisa masih tidak bisa dihidupkan. Dia mengatakan, pemerintah telah menyiapkan jenset raksasa untuk mengaliri listrik bagi warga Donggala, Palu dan sekitarnya.
"Secara detail kita sudah punya rencana dari lembaga terkait, pemerintah pusat sangat cepat menghadapi berbagai rencana yang kita alami saat ini," katanya.
Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dalam keterangan tertulis mengatakan, terputusnya pasokan listrik dari PLN berdampak pada gangguan telekomunikasi di Donggala dan sekitarnya. Kominfo mengatakan, hasil pemantauan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika terdapat 276 base station yang tidak bisa digunakan.
Operator telekomunikasi tengah berupaya memulihkan pasokan listrik dengan menggunakan Mobile Backup Power (MBP) dan menunggu pulihnya jaringan listrik dari PLN. Menteri Kominfo Rudiantara telah menugaskan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) untuk mengirimkan 30 unit telepon satelit guna mendukung koordinasi penanganan bencana di Donggala dan sekitarnya.
Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan 7.7 SR mengguncang dengan episentrum dekat Kota Donggala Sulawesi Tengah, Jumat (28/9) petang. Gempa turut dirasakan hingga ke Kota Palu dan Mamuju. Sesaat setelah gempa besar, peringatan tsunami sempat dikeluarkan oleh BMKG.
Namun sekira setengah jam pascagempa, peringatan tsunami dicabut. Dua gempa di Sulawesi Tengah dalam selang tiga jam sempat memicu peringatan tsunami yang kemudian dicabut dan gempa besar itu diikuti dengan gempa-gempa susulan. Sejauh ini seorang warga meninggal dunia dan 10 luka akibat peristiwa pada Jumat (28/09).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, gempa pertama terjadi di Donggala, sekitar pukul 14:00, sementara gempa berikutnya terjadi pada pukul 17:02. Di antara dua gempa besar, terjadi setidaknya tiga gempa kecil lain.