REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan tim evakuasi gabungan sudah bergerak ke wilayah gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9) malam, melalui jalan darat karena Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu belum dapat beroperasi.
"Kami kerahkan dahulu pasukan yang dekat dengan daerah bencana seperti dari Gorontalo, Mamuju, Parigi, Makassar, " kata Wiranto dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu dini hari.
Tim gabungan tersebut terdiri dari TNI dibantu oleh Kepolisian dan relawan. Hingga Sabtu dini hari, kata Wiranto, sambungan komunikasi ke daerah bencana di Donggala dan Palu masih terputus.
Selain itu, truk-truk yang diisi bantuan makanan dan juga alat rumah tangga sudah dikerahkan dari Makassar. Truk itu akan singgah di Parigi, kemudian ke ke Palu. Bersamaan dengan itu, kapal-kapal juga akan dikerahkan untuk bisa mengangkut bantuan ke Palu dan Donggala.
Saat ini, kata Wiranto, sambungan komunikasi ke lokasi bencana di Donggala dan Palu masih terputus. Pemerintah sedang menyiapkan telepon satelit untuk sementara waktu agar memudahkan proses koordinasi penanganan bencana.
Oleh karena komunikasi yang masih terputus, kata Wiranto, pemerintah pusat belum bisa memastikan berapa warga yang menjadi korban dari gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
"Komunikasi masih terputus dari daerah. Seluler sedang berusaha kita pulihkan. Tapi kita siapkan satelit," ujar dia.
Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie Palu masih ditutup sementara karena terdapat kerusakan di landasan pacu bandara sepanjang 500 meter. "Hasil pengecekan dari Kementerian Perhubungan dari 2.500 meter 'runway', hanya 500 meter retak. Perlu pengecekan besok," ujar Wiranto