REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Puro Nugroho mengatakan peringatan dini tsunami di Sulawesi Tengah memang sempat diaktifkan. Namun kini peringatan tsunami tersebut telah dihentikan.
"BMKG telah menyatakan peringatan dini tsunami berakhir pada pukul 17.39 WIB. Dengan demikian tsunami tidak terjadi. Kondisi aman dan masyarakat dapat kembali ke tempatnya," kata Sutopo dalam siaran persnya, Jumat (28/9).
Ia menerangkan gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter terjadi pada 27 km Timur Laut Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB. Sumber gempa berasal dari Sesar Palu Karo dengan kedalaman 10 km.
Saat itu BMKG segera mengaktivasi peringatan dini bencana tsunami pukul 17.07 WIB. Beberapa wilayah di Donggala berstatus siaga hingga waspada.
"Status Siaga artinya Pemda diharapkan memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi. Sedangkan status Siaga artinya Pemda agar mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai," jelas Sutopo.
#Peringatan dini TSUNAMI yang disebabkan oleh gempa mag:7.7, tanggal: 28-Sep-18 17:02:45 WIB, dinyatakan telah berakhir#BMKG pic.twitter.com/wNNdOe0WME
— BMKG (@infoBMKG) September 28, 2018
Sutopo kembali menjelaskan, dampak gempa dirasakan keras di beberapa wilayah di Donggala, seperti daerah Parigi, Kasimbar, Tobolf, Toribulu, Dongkalang, Sabang, dan Tinombo. Perkiraan sementara daerah tersebut yang banyak mengalami kerusakan akibat gempa dengan kekuatan 7,7 SR.
"Laporan sementara banyak bangunan roboh akibat gempa tadi," ujarnya.
Adapun untuk korban Jiwa, Sutopo mengatakan hingga saat ini masih dalam pendataan petugas. Beberapa wilayah di Posko BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan SKPD lainnya dan segera menuju ke lokasi bencana.
Sedangkan gempa sebelumnya yang terjadi pada pukul 14:00 WIB, satu orang dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan 10 orang lainnya mengalami luka-luka dan puluhan rumah rusak.