REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menegaskan, pemutaran film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI ini tidak dikaitkan dengan kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Ia mengatakan, tidak dapat menghindari pemutaran film tersebut hanya karena berbarengan dengan masa kampanye.
"Saya tidak kaitkan dengan kampanye dan siapa pun, tetapi riil adanya, jangan sampai justru karena kita takut seperti itu, hal yang penting ini dihindarkan, rugi bangsa ini nanti," ujar Din di kantor CDCC, Jakarta Selatan, Kamis (27/9).
Menurut dia, film G30S/PKI memang berdasarkan peristiwa yang nyata sebagai bagian dari sejarah. Ia bahkan menganjurkan generasi baru menonton film G30S/PKI. Sebab, lanjut Din, peristiwa sejarah tersebut tidak boleh dilupakan masyarakat Indonesia.
"Itu peristiwa penting yang tidak boleh dilupakan. Maka, film itu sangat dibolehkan untuk ditonton, khususnya untuk generasi baru yang mungkin yang jelas tidak mengalami," kata Din.
Ia mengatakan, peristiwa G-30-S/PKI dinilai penting karena sangat menyentuh jantung kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang menyangkut ideologi Pancasila. Maka, kata Din, film ini sangat penting untuk ditonton masyarakat, terutama generasi baru yang tidak mengalami peristiwa tersebut.
"Sehingga, mereka tidak kehilangan sense dari krisis film tersebut. Maka, bagus ditayangkan, baik di televisi, tempat umum, bahkan bila perlu di mal," ujarnya.
Sebelumnya, Din Syamsuddin mengajak ormas Islam untuk menonton bersama film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. Menurutnya, hal ini agar tidak melupakan sejarah Indonesia.
"Ini dalam rangka tidak melupakan sejarah menonton G30S/PKI, nanti masing-masing ormas Islam dan juga keluarga lain, khususnya TNI, sangat relevan untuk menonton film itu," ujarnya di gedung MUI Pusat, Rabu (26/9).