REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) akan mengirimkan 1.000 mahasiswa beasiswa kuliah S2 keluar negeri setiap tahunnya. Tahap pertama, ada 20 penerima beasiswa yang akan dikirim ke Polandia pada Oktober mendatang.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan, program beasiswa bagi mahasiswa untuk kuliah keluar negeri bukan persoalan yang sulit jika ada kemauan. Dia menyampaikan, animo masyarakat terbukti cukup tinggi saat program beasiswa dibuka.
"Ada 400 orang yang mendaftar, melalui seleksi ketat dan fair akan dikirimkan 20 orang untuk tahap pertama," ujar pria yang akrab disapa Zul ini, saat memberikan pembekalan kepada 20 penerima beasiswa di Kantor Pemprov NTB, Kamis (27/9).
Kata Zul, Pemprov NTB akan rutin mengirimkan 1.000 mahasiswa kuliah keluar negeri yang terbagi pada dua tahap pada setiap tahunnya. Zul mengaku banyak yang mencibir programnya ini, namun ia optimistis akan dapat terealisasi.
"Apa betul bisa kirim 1.000 orang setiap tahun, kalau lihat wajah-wajah Anda jangankan 1.000 orang, dua ribu orang juga bisa," lanjutnya.
Zul menilai, kuliah di luar negeri akan memberikan pengalaman yang bagus untuk anak-anak NTB dalam memandang dunia dan meningkatkan wawasan. Dengan adanya pengalaman tersebut, Zul meyakini akan mampu mengikis sekat-sekat primordial yang masih mengental di NTB.
"Kalau keluar negeri, primordial akan kurang tapi rasa kecintaan dan kebangsaan akan lebih kuat," ucapnya.
Mengenai Polandia, Zul menilai karena biaya pendidikan di negara tersebut relatif lebih murah dan berada di jantung Eropa. Tidak menutup kemungkinan, NTB akan mengirimkan mahasiswa ke negara-negara lain.
"(Kenapa Polandia) karena murah saja, ada akses yang dibuka, kualitas bagus. Sebenarnya banyak negara di Eropa gratis (pendidikan)," kata dia.
Terkait pendanaan untuk beasiswa, kata Zul, tidak menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), melainkan sponsor dari pelaku usaha. Menurutnya, kalau menggunakan APBD belum bisa dilakukan karena perlu meyakinkan masyarakat dan anggota DPRD NTB terlebih dahulu bahwa program ini sukses. Sedangkan apa yang ia lakukan masih dalam tahap awal.
"Kita cari teman-teman yang bisa sponsori kalau bagus baru kita bisa ngomong ke APBD, kalau belum-belum (pakai) APBD diprotes anggota dewan kita. Coba bayangkan ada 1.000 dunia usaha, apa susah bagi pengusaha kirim satu mahasiswa," kata Zul menambahkan.