REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Indikator Politik Indonwesia menunjukkan kehadiran Ma'ruf Amin sebagai pendamping Joko Widodo (Jokowi) akan meredam penggunaan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019. Berdasarkan hasil survei, 55,4 persen publik percaya Ma'ruf dapat meredam pertentangan politik di kalangan umat Islam.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, 6 persen publik sangat percaya dan 49,4 persen publik cukup percaya Ma'ruf mampu meredam pertentangan politik di kalangan umat Islam Indonesia. Sementara 13,7 persen kurang percaya dan 2,1 persen tidak percaya.
"Mayoritas publik cukup atau sangat percaya kiai Ma'ruf bisa menjadi peredam," kata dia di Kantor Indikator Politik Indonesia, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (26/9).
Selain itu, lanjut dia, sekitar 49,1 persen cukup dan sangat percaya Ma'ruf akan membuat politik identitas berdasarkan SARA berkurang pada Pilpres 2019. Ia mengatakan, sebanyak 4,9 persen sangat percaya dan 44,8 persen publik sangat percaya.
Sementara, hanya 15,4 persen kurang percaya dan 2,6 persen publik tidak percaya sama sekali. Sedangkan, sebanyak 32,8 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
"Meski tidak mayoritas, kiai Ma'ruf dipercaya akan membuat politik identitas pada Pilpres 2019 mendatang semakin berkurang," kata dia.
Survei Indikator melibatkan 1.220 responden mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Sebanyak 88,9 persen sampel yang diambil adalah pemilih beragama Islam.