Kamis 27 Sep 2018 05:02 WIB

Muncul Nama Rahayu Saraswati Jadi Cawagub DKI Gantikan Sandi

Rahayu Saraswati adalah putri dari Hashim Djojohadikusumo.

Rep: Sri Handayani, Umar Mukhtar, Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo

REPUBLIKA.CO.ID, Pembahasan mengenai nama calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta pengganti Sandiaga Salahuddin Uno masih terus berlanjut di kalangan internal partai-partai pengusung, yakni Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pada awal pekan ini, di internal Partai Gerindra muncul nama Rahayu Saraswati Djojohadikusumo atau Sara Djojohadikusumo.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan, M Taufik merupakan calon tunggal yang diajukan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta. Namun, ada usulan lain dari sayap Partai Gerindra dan kalangan internal untuk mengajukan nama Sara.

Sara yang adalah keponakan dari Prabowo Subianto dianggap sebagai sosok muda yang mewakili generasi milenial. Ia juga memiliki pengalaman sebagai Anggota Komisi VIII DPR RI.

Dalam menjalani kariernya sebagai politikus, Sara dianggap sarat prestasi. "Sebagai (anggota) DPR RI, pemikirannya baik dan bagus. Ya kenapa tidak? Mas Anies didampingi generasi muda seperti Mba Sara," ujar Andre, Senin (24/9).

Kendati demikian, hingga kini belum ada keputusan dari Partai Gerindra pusat terkait nama calon pengganti Sandiaga. Menurut Andre, hal itu menjadi hak mutlak Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Andre mengaku tak takut partainya akan dicap nepotis karena adanya kekerabatan antara Sara dan Prabowo. "Enggaklah, enggak mungkin karena gara-gara keponakan Prabowo gitu lho. Enggak ada hubungan  Mbak Sara ponakan Pak Prabowo. Kita bicara kapasitas Mbak Sara sebagai pribadi," kata Andre.

Politikus Partai Gerindra Rahayu Saraswati menyatakan kemunculan nama dirinya dalam bursa cawagub DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno, tidak diajukan oleh keluarganya. Diketahui, Rahayu adalah anak Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.

"Ini bukan diajukan dari saya atau keluarga," kata anggota Komisi VIII DPR yang biasa disapa Sara itu, saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (26/9).

Sara mengatakan, namanya diusulkan menjadi cawagub DKI oleh dua sayap partai Gerindra, Tunas Indonesia Raya (Tidar) dan Gerakan Kristen Indonesia Raya (Gekira).

Dia sendiri tidak menyangka dukungan untuknya begitu besar sebab ia tidak punya ambisi untuk mengisi posisi orang nomor dua di DKI itu.

"Pekan lalu tiba-tiba jadi viral mungkin juga karena semangat dari teman-teman. Saya secara pribadi sangat mengapresiasi dan merasa sangat terhormat atas dukungan dan kepercayaan yang mereka (Tidar dan Gekira) berikan," papar dia.

Menurut Sara, pekerjaan menjadi wagub DKI bukan hal yang ringan. Namun, kata dia, kalaupun jabatan tersebut harus diemban dirinya berdasarkan mandat partai, ia harus siap menjadi pelayan rakyat dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat di level yang berbeda.

"Saya dulu maju (jadi caleg 2014) dengan tekad dan komitmen yang jelas untuk memperjuangkan nasib masa depan bangsa, kesejahteraan rakyat. Jadi mau diberikan amanah dan mandat di manapun tentu harus siap," tutur dia.

Meski demikian, Sara menambahkan, pengisian posisi wagub DKI tetap harus mematuhi mekanisme partai. Keputusan hanya ada di tangan pimpinan partai, utamanya Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera sebagai teman koalisi di Pemilihan Gubernur DKI 2017 lalu.

"Saya terus menyampaikan kepada teman-teman, kita harus menyadari dan menghormati mekanisme yang berjalan di partai. Bahwa keputusan dan wewenang hanya ada di pimpinan partai," ujar dia.

"Pekan lalu tiba-tiba jadi viral mungkin juga karena semangat dari teman-teman. Saya secara pribadi sangat mengapresiasi dan merasa sangat terhormat atas dukungan dan kepercayaan yang mereka (Tidar dan Gekira) berikan," Rahayu Sarawasati

Baca juga:

PKS menagih komitmen Prabowo

Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri dan Presiden PKS Sohibul Iman pada Kamis (20/9) lalu menyambangi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kebayoran Baru, Jakarta. Sohibul mengungkapkan, salah satu yang dibahas dalam pertemuan, soal kursi wagub DKI yang sampai saat ini masih kosong.

"Pada intinya adalah komitmen Pak Prabowo ketika meminta kami mendukung sebagai capres, disampaikan bahwa salah satu yang diberikan kepada PKS adalah posisi wagub," kata Sohibul saat itu.

Sohibul mengaku dalam pertemuan tersebut PKS kembali menagih komitmen Prabowo terkait jatah kursi wagub DKI. Dia juga telah meminta Prabowo untuk segera membuat surat ajuan tentang pencalonan dua nama dari PKS.

"Kita berharap dalam waktu dekat ini, mungkin pekan depan, surat yang ditandatangani Gerindra itu sudah ada ," ujarnya.

Direktur Pencapresan PKS Suhud Aliyudin menyatakan, tetap akan mengusulkan dua nama untuk mengisi posisi cawagub DKI Jakarta. Dua nama itu adalah Ahmad Syaikhu dan Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) DKI Jakarta Agung Yulianto.

"Kalau dari PKS sudah fix dua nama itu," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (26/9).

Ia menegaskan, secara prinsip urusan Wagub DKI seharusnya sudah selesai, lantaran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah memutuskan kursi DKI 2 itu menjadi milik PKS. Jika muncul nama-nama dari Partai Gerindra, kata dia, itu menjadi urusan internal partai di bawah pimpinan Prabowo itu.

Saat ini, DPW DKI PKS terus melakukan komunikasi dengan Gerindra di level DKI. Karena itu, ia masih akan menunggu hasil pembicaraan dari dua partai pengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2017 itu.

"Kita sudah fix dua nama itu dan kita tetap mendasari pada komitmen yang sudah dibuat bersama Pak Prabowo bahwa dia sudah merestui posisi wakil itu menjadi milik PKS," kata dia.

Suhud menjelaskan, pertimbangan PKS merekomendasikan Syaikhu dan Agung adalah dua nama itu memiliki kemampuan yang baik untuk bekerja sama dengan Anies. Menurut dia, sosok yang tepat menjadi Wagub DKI haruslah seorang yang memiliki kemampuan administrasi.

Artinya, kata dia, yang diperlukan adalah sosok yang mempunyai kemampuan administrator yang baik. Karena itu, PKS merekomendasikan nama yang memiliki kemampuan administrasi yang baik dalam mengelola pemerintahan di DKI. "Dua orang itu adalah kader-kader di PKS," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement