REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sumber air baku PDAM Tirtawening Kota Bandung mengalami kekeringan. Masyarakat Kota Bandung pun terancam krisis air akibat musim kemarau yang melanda beberapa bulan ini.
Direktur Utama PDAM Tirtawening Sony Salimi mengimbau masyarakat untuk hemat dalam penggunaan air. Sebab, cadangan air yang biasa digunakan sudah berkurang drastis.
"Kepada masyarakat, air baku kita sudah kritis jadi dengan itu kami imbau untuk bijaksana dalam memanfaatkan air. Hargai air itu sebagai sesuatu yang mahal sehingga kita harus bisa berhermat dan bisa memanfaatkannya dengan bijak," kata Sony di sela-sela peninjauan debit air di Situ Cipanunjang, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Rabu (26/9).
Menurutnya, penggunaan air saat ini harus dimanfaatkan secara efisien. Sehingga, masyarakat bisa tetap mencukupi kebutuhannya sehari-hari hingga kondisi cadangan air baku kembali normal.
Ia mengatakan dua sumber air baku PDAM Tirtawening yakni Situ Cipanunjang dan Situ Cileunca mengalami penurunan debit air yang drastis bahkan cenderung kering. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya gangguan pendistribusian aliran air kepada para pelanggan di wilayah-wilayah pelayanan PDAM Tirtawening.
Ia menyebutkan di pelayanan Wilayah Timur sebanyak 49.519 pelanggan dari 74.669 pelanggan akan terdampak langsung dari penurunan sumber air baku yang diakibatkan musim kemarau juga di Pelayanan Wilayah Barat sebanyak 15.457 pelanggan dari 51.538 pelanggan.
"Untuk pengantisipasian gangguan yang akan dialami pelanggan, PDAM Tirtawening Kota Bandung akan menurunkan 17 armada tangki air di setiap harinya yang akan didistribusikan kepada pelanggan," tuturnya.
Ia juga meminta kondisi ini harus menjadi pelajaran bagi masyarakat. Masyarakat diimbau untuk membuat tampungan air saat musim penghujan nantinya. "Masyarakat jangan sampai pada musim hujan membiarkan air itu dengan cepat pergi ke laut. Tapi harus bijak menampung menabung air minimal di sekitar kita. Mininal cadangan air tanah bisa kembali normal," ujarnya.
Baca juga, Kota Bandung Terancam Krisis Air