Rabu 26 Sep 2018 13:02 WIB

Jokowi: Saya Menghormati Keputusan Din

Jokowi sudah mengantongi sejumlah nama untuk menggantikan Din Syamsuddin.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Pembukaan Pekan Purnabakti Indonesia. Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada pembukaan Pekan Purnabakti Indonesia (PPI) Tahun 2018 di Jakarta, Selasa (25/9).
Foto: Republika/ Wihdan
Pembukaan Pekan Purnabakti Indonesia. Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada pembukaan Pekan Purnabakti Indonesia (PPI) Tahun 2018 di Jakarta, Selasa (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera menunjuk pengganti Din Syamsuddin sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban.

Penunjukan pengganti Din Syamsuddin paling lambat akan diputuskan pada esok hari mengingat lembaga ini sangat diperlukan sebagai wadah dialog antaragama dan antarnegara.

"Secepatnya saya akan tunjuk penggantinya, kalau bisa hari ini atau besok," kata Jokowi seusai menyerahkan sertifikat tanah di ICE Tangerang, Rabu (26/9).

Presiden mengaku telah menerima surat pengunduran diri dari Din Syamsuddin pada Selasa sore kemarin. Ia pun sudah menyiapkan beberapa nama calon pengganti Din.

"Saya sangat menghormati pilihan Pak Din," ujarnya menambahkan.

Baca juga, Din Temui Jokowi Bahas Pengunduran Dirinya.

Menurutnya, keputusan Din untuk mundur dari jabatannya tersebut dilakukan dengan berbagai pertimbangan yang matang. Salah satunya yakni pertimbangan yang bersifat politis. "Beliau ingin di tengah, ingin netral. Saya sangat menghargai apa yang sudah diputuskan Pak Din," kata Jokowi.

Sebelumnya, Din Syamsuddin menemui Presiden Jokowi di Istana menyampaikan surat pengunduran dirinya. Ia mengaku, keputusannya tersebut agar memudahkan upayanya untuk berkomunikasi dengan berbagai organisasi pada tahun politik ini. Din juga menyerahkan kepada Jokowi terkait nama penggantinya nanti.

"Kalau saya masih menjabat sebagai utusan khusus presiden yang sekarang jadi capres, itu berarti banyak yang memahaminya saya hanya ada di sini, di satu pihak, di satu kubu, dan itu akan menghalangi dan tidak memudahkan upaya saya untuk membangun kebersamaan dari masyarakat majemuk, di berbagai organisasi," ujar Din menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement