Rabu 26 Sep 2018 09:55 WIB

Soal Hoaks Skandal Sandiaga, KIAM Tagih Janji Kapolri

Kapolri pernah menyatakan akan tegas terhadap kampanye negatif.

Rep: Ali Mansur/ Red: Muhammad Hafil
Bakal calon wakil presiden (cawapres), Sandiaga Solahudin Uno menyambangi Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (14/9). Sandi diterima langsung oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Foto: Dok. Pemuda Muhammadiyah
Bakal calon wakil presiden (cawapres), Sandiaga Solahudin Uno menyambangi Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (14/9). Sandi diterima langsung oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski masa kampanye pemilihan presiden (Pilpres) 2019 baru saja dimulai, tapi serangan-serangan negatif terhadap calon presiden dan wakil presiden sudah mulai terlihat. Salah satunya serangan berupa hoaks skandal calon wakil presiden nomor urut dua, Sandiaga Solahudin Uno. Oleh karena itu, Koalisi Indonesia Adil Makmur (KIAM) sebagai pengusung pasangan Prabowo-Sandiaga menagih janji polisi untuk menindak tegas penebar fitnah.

Pernyataan tegas ini disampaikan oleh Koordinator Juru bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak. Petinggi Pemuda Muhammadiyah itu berharap agar pihak berwajib tidak tebang pilih dalam memberantas hoaks. Maka menurutnya, fitnah terhadap mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu adalah ujian penting untuk Kapolri. Apakah bisa atau tidak Kapolri berlaku adil dan berkeadilan.

"Kami menagih janji Kapolri RI yang menyatakan akan menindak tegas siapa saja yang menebar fitnah dan kebencian, jangan sampai sikap tegas hanya dialamatkan kepada mereka-mereka yang menebar kebencian terhadap petahana, atau pemerintah," tegas Dahnil saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (26/9).

Selain itu, Dahnil menyampaikan, pihaknya juga menyesalkan masih ada yang menebar hoaks dan fitnah. Padahal ajakan-ajakan untuk melakukan kampanye damai, sejuk sudah sering diserukan oleh penyelenggara pemilihan umum. Bahkan imbauan untuk melakukan kampanye damai juga diserukan oleh kedua kubu kontestan Pilpres 2019. Namun sayangnya, kata Dahnil, masih ada yang berusaha melakukan fitnah terhadap lawan politik  Joko Widodo, yakni Sandiaga Uno.

"Tentu kami menyesalkan masih ada yang menebar hoaks dan fitnah terhadap pasangan calon di Pilpres 2019. Padahal berulangkali telah banyak ajakan untuk menebar pemilu yang bergembira, termasuk oleh calon presiden Joko Widodo itu sendiri," sesal Dahnil.

Kemudian terkait apakah Sandiaga Uno terganggu atau tidak dengan serangan terhadap pribadi dirinya. Dahnil mengatakan bahwa Sandi hanya menanggapinya dengan santai. Bahkan, menurutnya Sandi sudah memahami akan ada upaya serangan untuk menghentikan perjuangannya yang ingin berusaha menghadirkan pemilu yang damai dan berkeadilan bukan sekedar mau menang.

"Setidaknya, dengan fitnah-fitnah itu menjadi tambahan pahala buat beliau, dan yang menabar fitnah bisa segera sadar bahwa kekuasaan selalu dipergilirkan," tutup Dahnil.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi, Tito Karnavian, mengatakan pihaknya tidak akan memaafkan perbuatan kampanye negatif yang dilakukan dalam pemilihan presiden dan pemilihan legislatif 2019 mendatang.

"Yang tidak bisa ditolerir Polri adalah black campaign. Itu artinya kampanye tentang sesuatu yang tidak terjadi, tapi seolah-olah dibuat, direkayasa didesain, seolah-olah itu terjadi," kata dia di Mabes Polri belum lama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement