Pencapaian Ginting di Cina Terbuka terbilang fenomenal karena mampu menerobos rintangan terjal dengan mengalahkan empat juara dunia yaitu Lin Dan, Victor Axelsen, Chen Long, dan yang terakhir Kento Momota. Anthony bisa dikatakan sebagai pembunuh raksasa pada kejuaraan ini.
Kemenangan di Cina Terbuka juga mencatatkan nama Ginting menjadi tunggal keenam Indonesia yang sukses menjadi juara di Negeri Tirai Bambu setelah Icuk Sugiarto (1986), Ardy B Wiranata (1989), Alan Budikusuma (1991 dan 1994), Hermawan Susanto (1992), dan Joko Suprianto (1993).
Ucapan syukur mengapung dari Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto. Ia mengaku senang dengan prestasi yang dipersembahkan atlet Indonesia, khususnya menghapus dahaga yang telah lama dinanti.
"Menjadi juara di Cina Terbuka tidak sembarangan. Sebab, ada empat juara dunia sekaligus dua juara Olimpiade. Tentu kemenangan ini menjadi pembuktian kualitas terbaik dari Anthonhy,” kata Budiharto saat dihubungi Republika.
Budhiarto berharap ke depannya Ginting bisa meneruskan prestasi ini dan terus bekerja keras untuk menjadi yang terbaik di dunia. Pun, ia berharap menjaga kebugarannya dan terhindari dari cedera.
Pujian terhadap Ginting juga mengalir dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Melalui akun Twitter mereka mengunggah penampilan menawan dua tunggal putra Asia ini di final Cina Terbuka 2018.
"Ginting Vs Momota, sihir di lapangan," tulis akun @Bwfmedia.
FAKTA
Indonesia menanti 24 tahun sampai akhirnya Ginting di Cina Terbuka 2018.
Ginting merupakan pemain tunggal keenam Indonesia yang sukses menjadi juara di Cina Terbuka.
Ginting mengalahkan empat juara dunia di Cina Terbuka 2018.
Ginting berhak atas hadiah sebesar 70 ribu dolar AS atau sebesar Rp 1 miliar.
(antara ed: citra listya rini)