Sabtu 22 Sep 2018 04:11 WIB

Jokowi, Metallica, dan Super Junior

Identifikasi Jokowi sebagai sosok yang menggemari musik, dan budaya populer.

Penampilan Super Junior dalam penutupan Asian Games ke 18 di Stadion Utama Gelota Bung Karno, Jakarta, Ahad(2/9).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Penampilan Super Junior dalam penutupan Asian Games ke 18 di Stadion Utama Gelota Bung Karno, Jakarta, Ahad(2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ratna Puspita*

Presiden Joko Widodo bertemu dengan boy group Super Junior (Suju) di sela-sela lawatannya ke Seoul, Korea Selatan, beberapa waktu lalu. Pada pertemuan tersebut, Jokowi sempat memeragakan goyang dayung bersama dengan personel Suju: Choi Siwon, Lee Donghae, Eunhyuk, Leeteuk, Kim Ryeowook, Shindong, dan Yesung.

Para personel boy group besutan SM Entertainment, agensi hiburan terbesar di Korsel, tersebut kemudian mengunggah foto-foto pertemuan dengan Jokowi. Tidak lama setelah diunggah oleh Siwon, Yesung, dan Donghae di Instagram, foto-foto tersebut dengan cepat menjadi viral di kalangan penggemar KPop.

Pertemuan Jokowi dan Suju ini merupakan balasan dari penampilan grup yang melakukan debut 2005 silam pada penutupan Asian Games 2018. Pada pesta penutupan ajang olahraga Asia ini, Jokowi tak sempat bertemu dan menonton langsung aksi Suju di atas panggung karena sedang mengunjungi korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Suju terpilih menjadi penampil pada penutupan Asian Games 2018 bisa dimaklumi karena KPop sudah dikenal seantero Asia. Selain itu, Suju tidak hanya dikenal oleh penggemar KPop berusia muda, melainkan juga  mereka yang berusia 35 tahun.

Era KPop sekarang memang berada di bawah dominasi Bangtan Boys (BTS). Namun, Suju adalah boy group yang berperan membawa ‘wabah’ KPop ke Indonesia. Suju masuk ke Indonesia pada penghujung eksistensi MTV di negeri ini lewat lagu hitsnya, Sorry Sorry (2009).

Suju merupakan bagian dari gelombang hallyu generasi kedua, yang berlangsung pada 2000 sampai 2009 dan ditandai dengan booming KDrama berjudul Winter Sonata (2002). Di Indonesia, gelombang Korea dimulai dengan KDrama berjudul Endless Love (Autumn in My Heart) pada 2000.

Selain Indonesia, negara yang terpapar hallyu wave generasi kedua ini di antaranya Vietnam. Hallyu wave generasi kedua ini dilanjutkan dengan generasi ketiga hallyu wave.

Generasi ketiga merupakan era lahirnya EXO, BTS, Twice, Got7, Seventeen, Winner, Blackpink, IKon (yang juga tampil pada penutupan Asian Games 2018). Pada akhir generasi ketiga ini, muncul juga grup-grup tenar yang menjadi idola remaja, bahkan anak sekolah dasar di kota-kota besar di Indoensia, seperti Wanna One, Stray Kids, dan NCT.

Grup-grup idola baru yang tetap eksis di Indonesia juga menunjukkan penggemar KPop terus bertambah sejak era Suju hingga sekarang ini. Penggemar Suju yang 9 tahun lalu masih usia remaja kini sudah menjejakan pada usia 20an akhir atau pertengahan 30an.

Sementara penggemar grup lain berusia lebih muda. Kondisi ini menunjukkan  penggemar KPop di Indonesia memiliki rentang usia yang cukup luas.

Kembali ke soal Jokowi, ‘persentuhan’ presiden dan musik asal Negeri Ginseng ini bukan pertama kalinya. Pada sebuah kesempatan di Seoul, dua tahun lalu, Jokowi pernah menceritakan bahwa anaknya, Kahiyang Ayu, merupakan penggemar boy group milik SM Entertainment lainnya, SHINee.

Jokowi menceritakan ia pernah menemani putrinya itu menonton SHINee. Bahkan, kala itu, Jokowi memamerkan foto dirinya, Kahiyang, dan personel Shinee bernama Choi Minho.

Tahun lalu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyampaikan hadiah pernikahan dari Minho untuk Kahiyang. Pada tahun lalu juga, Jokowi menonton We The Fest.

Salah satu bintang tamu pada festival ini, yakni Epik High asal Korea Selatan. Usai menyaksikan We The Fest, Jokowi berbicara mengenai KPop. Kala itu, Jokowi menyinggung inflitrasi budaya melalui KPop. “K-Pop, tahu semuanya? Gangnam Style tahu semuanya? SNSD tahu semuanya?" kata Jokowi.

Jika menilik ke belakang, kegemaran Jokowi dengan musik (secara umum) bukan hanya terekspos kali ini saja. Ketika berkampanye sebagai capres pada Pemilu 2014, Jokowi diidentikan sebagai penggemar musik rock (dan metal).

Bahkan, Jokowi sempat menonton langsung Metallica di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada 25 Agustus 2013. Jokowi membaur bersama ribuan penggemar Metallica.

Identifikasi Jokowi sebagai sosok yang menggemari musik, dan budaya populer secara umum, ini mencapai klimaksnya pada kampanye terakhir pada Pilpres 2014. Kampanye itu dikemas dengan format Konser Salam 2 Jari, yang diikuti oleh ratusan artis.

Dulu, interaksi dengan musik (atau budaya populer) membuat Jokowi dianggap bisa mendekati orang-orang muda yang menyukai kreativitas. Jokowi dinilai kekinian dan tidak kaku seperti politisi pada umumnya.

Dulu, Jokowi dianggap keren karena menggemari musik rock. Kini, KPop mungkin diharapkan dapat membuat Jokowi tetap relevan dan kekinian oleh anak-anak muda.

*) Penulis adalah redaktur republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement