Jumat 21 Sep 2018 17:20 WIB

Material Vulkanis Gunung Anak Krakatau Jatuh ke Laut

Status Gunung Anak Krakatau masih waspada level II

Rep: mursalin yasland/ Red: Muhammad Hafil
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Lampung.
Foto: dok BNPB
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDAR LAMPUNG – Gempa tremor dan erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) masih terus berlangsung meski frekwensinya fluktuatif. Material vulkanis GAK yang keluar dari kawah GAK sampai meleleh jatuh ke laut perairan Selat Sunda. Masyarakat, nelayan, dan pengunjung dilarang mendekati kawasan GAK dalam radius dua kilometer.

Jatuh dan masuknya material vulkanis GAK masuk ke laut sempat terekam kamera warga dan dibagikan di media sosial. Kepala Pos Pemantauan GAK di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan Andi Suardi  kepada Republika.co.id, Jumat (21/9), membenarkan tayangan video tersebut.

“Ya benar masih ada gempa tremor dan letusan. Materialnya jatuh ke laut,” kata Andi Suardi.

Ia mengatakan meski status GAK masih Waspada Level II, para warga, pengunjung, nelayan, dan wisatawan tetap dilarang mendekati kawasan gunurng berapi aktif tersebut dalam jarak radius dua kilometer.

Sebelumnya, pihaknya memberlakukan jarak radius satu kilometer, namun dengan seringnya gempa tremor dan letusan vulkanis GAK maka jarak radius menjadi dua kilometer. “Karena materian vulkanis yang keluar dari kawah gunung berbahaya bagi manusia,” ujarnya.

Mengenai gempa tremor dan keluarnya material vulkanik GAK, ia mengatakan sampai saat ini belum berhenti. Meski frekwensi dan jumlahnya bervariasi dan berfluktuatif.  Kondisi lelehan material vulkanik GAK dari kawah sangat membahayakan manusia, sehingga larangan mendekati kawasan GAK.

Jatuhan material vulkanik GAK yang masuk dalam laut di perairan Selat Sunda menjadi pemandangan sehari-hari siang dan malam hari. Ia berharap masyarakat sekitar tetap waspada terkait dengan aktivitas vulkanik GAK yang dari dulu sampai sekarang masih berlangsung.

GAK masih terus terjadi erupsi dan tidak menentuk waktunya, karena GAK masuk dalam gunung berapi paling aktif, sejak meletusnya Gunung Krakatau pada 1883. Rekomendasi tersebut hendaknya dipatuhi semua pihak, dan tidak boleh dilanggar karena untuk keselamatan bersama. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement