REPUBLIKA.CO.ID, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia mengungkapkan, animasi Indonesia masih kekurangan ruang berekspresi. Oleh karena itu, Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Bekraf Wawan Rusiawan di Jakarta, menyatakan bahwa animasi Indonesia butuh lebih banyak ruang untuk berekspresi.
Ruang ekspresi dalam artian jam tayang di televisi atau media lainnya. Saat ini menurutnya banyak dijejali tayangan animasi-animasi impor. Pihaknya pun ingin membuka ruang dan sudah beberapa kali mencoba itu namun juga belum menunjukkan keberhasilan seperti yang diharapkan para animator.
"kita ingin membuka ruang-ruang lain yang bisa menjadi tempat berekspresi untuk animasi Indonesia," katanya, Jumat (21/9).
Bekraf, lanjutnya, ingin bergerak cepat untuk membuka ruang-ruang berekspresi ini, karena banyak sekali produksi-produksi animasi kita yang baik namun tidak memiliki ruang berekspresi. Pihaknya juga ingin ada yang lebih berpengalaman untuk membuka ruang berekspresi animasi Indonesia dan ke depannya Bekraf ingin menambah ruang berekspresi bagi para animator Indonesia untuk bisa menampilkan karyanya.
"Harapan kami, pihak-pihak yang memiliki ruang berekspresi tersebut bisa mengapresiasi dan mencoba untuk bertemu dengan Bekraf maupun teman-teman pelaku," katanya. Bekraf siap memfasilitasi, ingin berdialog dengan para investor, televisi dan pihak manapun yang memiliki media ekspresi untuk bisa berkolaborasi mengembangkan animasi Indonesia.
Menurut dia, salah satu yang penting dalam dunia animasi bahwa sebelum animasi itu dijual ke luar negeri, tentunya harus mendapatkan apresiasi terlebih dahulu di negeri sendiri.