REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon wakil presiden (bacawapres) Sandiaga Salahuddin Uno membantah telah melakukan kontrak politik tertentu untuk menggaet Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF). Menurut dia, dalam kontrak politik Prabowo-Sandi tidak ada poin yang mencakup hal tersebut.
"Kontrak politik bisa dibaca tidak ada yang mengharuskan kita memasukkan GNPF Ulama ke tim pemenangan," kata Sandiaga di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (20/9).
Menurut Sandiaga, ada beberapa poin yang disepakati dalam kontrak politik antara Prabowo-Sandi dengan GNPF Ulama. Poin-poin tersebut hanya mencakup isu-isu nasional. "Poin-poin khusus terhadap NKRI, UUD 45, Pancasila, keberagaman kita, pemberantasan korupsi, itu adalah poin-poin pakta integritas," kata dia.
Sebelumnya, Ijtima Ulama Jilid II resmi mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019. Ketua GNPF Ulama Yusuf Martak mengatakan setelah ini akan disusun tim kerja pendukung pasangan tersebut.
Yusuf mengatakan setelah mendapatkan pesan langsung dari Habib Rizieq Shihab perihal GNPF Ulama akan bersatu dan bekerja dengan ikhlas untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Ia menambahkan, dengan resmi mendukung Prabowo maka Ijitima Ulama Jilid II telah ditutup.