REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menilai keberadaan Ahmad Dhani di kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan Farhat Abbas di kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin menjadi garam untuk Pilpres 2019. Garam ini merujuk pada pernyataan mereka di media yang kerap membuat gaduh.
Selayaknya garam sebagai bumbu dalam sayuran yang harus diberikan dalam takaran pas, demikian pula dengan komentar keduanya pada Pilpres 2019. “Jangan terlalu sedikit, jangan terlalu banyak juga. Kalau sedikit enggak terasa, kalau kebanyakan keasinan,” kata Rico kepada Republika.co.id, Kamis (20/9).
Sebab, ia mengatakan, tentu harus diingat bahwa pilpres adalah momen untuk mencari pemimpin yang mampu mengurus bangsa ini. Karena itu, menurut Rico, Dhani dan Farhat sebaiknya juga bisa lebih menunjukkan argumentasi dengan berbagai data yang dimiliki.
"Jadi harus secara intelek. Ya untuk lucu-lucuan itu oke. Yang penting jangan sampai adu fisik. Kalau kemudian hanya untuk happy-happy saja, rasa-rasanya pilpres bukan panggung untuk itu," kata dia.
Farhat masuk ke dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf. Dhani juga masuk dalam struktur Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga.
Musisi Ahmad Dhani. (Republika/Mahmud Muhyidin)
Keduanya sempat dikenal kerap melempar pernyataan kontroversial baik di media sosial maupun media massa. Bahkan, keduanya pernah berseteru di pengadilan lantaran cicitan Farhat untuk Dhani di Twitter, meski kemudian Farhat juga pernah menjadi kuasa hukum kasus Dhani.
Dalam konteks Pilpres 2019, Farhat dalam akun Instagram-nya, @farhatabbastv226, sudah melontarkan pernyataan kontroversial di media sosial. Pernyataan tersebut, yakni masyarakat yang tidak memilih Jokowi bakal masuk neraka.
"Yang Pilih Pak Jokowi Masuk Surga! Yang Gak Pilih Pak Jokowi dan Yang Menghina, Fitnah & Nyinyirin Pak Jokowi! Bakal Masuk Neraka! (jubir-Indonesia)," tulis Farhat dalam unggahannya.
Pernyataan Farhat berbuntut panjang. Pada Selasa (18/9) kemarin, dia dilaporkan Advokat Senopati 08 terkait pernyataan tersebut.
Farhat dituduh melakukan penyebaran ujaran kebencian melalui akun Instagram-nya. Pelapor menuduh pernyataan 'pilih Jokowi masuk surga' termasuk ujaran kebencian.
"Tentunya pernyataanya semacam ini menyesatkan," kata pengacara pelapor, Ferry Firman Nurwahyu, di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (18/9).
Baca Juga: Pengamat: Paslon Capres-Cawapres Wajib Kurangi Gimmick