REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) hingga kini masih menyelidiki penyebab kebakaran hutan yang melanda kawasan itu pada Selasa (18/9) hingga Rabu (19/9) lalu. Akan tetapi, luas areal yang terbakar mencapai 86,7 hektare.
"Penyebab kebakaran sampai saat ini masih dilakukan penyelidikan,‘’ ujar Kepala Balai TNGC, Kuswandono, Kamis (20/9).
Sedangkan untuk luas areal yang terbakar, Kuswandono menyebutkan, ada sekitar 86,7 hektare. Hal itu berdasarkan hasil pemetaan dan penghitungan akhir. Adapun vegetasi yang terbakar, sebagian besar berupa semak belukar dan alang-alang.
Kuswandono menjelaskan, api yang membakar kawasan hutan TNGC itu diperkirakan berawal dari Blok Hutan Ciwaruling (Lambosir, lereng timur Gunung Ciremai) pada ketinggian sekitar 800 mdpl, Selasa (18/9). Api kemudian menjalar ke arah puncak gunung hingga ketinggian sekitar 1.600 mdpl di Blok Hutan Nini Nala dan Jalan Ula.
Upaya pemadaman melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat. Upaya itupun terbantu dengan turunnya hujan di wilayah tersebut pada Rabu (19/9) pukul 08.30 WIB. Pada pukul 17.00 WIB, api dinyatakan betul-betul padam dan titik kepulan asap sudah tidak ada.
"Terima kasih pada semua pihak yang telah bekerja keras membantu upaya pemadaman," tutur Kuswandono.
Sementara itu, sebelum kebakaran yang melanda kawasan TNGC tersebut, selama musim kemarau ini kebakaran hutan dan lahan tercatat sudah 13 kali terjadi di Kabupaten Kuningan. Kebakaran itu terjadi mulai Juli hingga awal September 2018.
‘’Dalam 13 kali kejadian itu, tercatat ada 44,62 hektare hutan dan lahan yang terbakar," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin.
Agus menyebutkan, peristiwa tersebut tersebar di sepuluh desa dan satu kelurahan di sembilan kecamatan di Kabupaten Kuningan. Adapun kecamatan itu di antaranya Kecamatan Garawangi, Ciniru, Jalaksana, Japara, Kuningan, Maleber, Karangkancana dan Cidahu. Selain lahan milik masyarakat, lahan dan hutan yang terbakar juga berupa hutan Perhutani, lahan milik swasta maupun hutan kota.