Rabu 19 Sep 2018 21:30 WIB

JPPR Temukan Caleg Parpol tanpa Daftar Riwayat Hidup

Parpol diduga menyembunyikan sesuatu yang tidak boleh diketahui publik.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Andri Saubani
Kornas JPPR, Sunanto,(kiri) menyerahkan berkas pendaftaran sebagai pemantau kepada Ketua Bawaslu, Abhan,(kanan) usai diskusi yang dilakukan di gedung Bawaslu, Jakarta, Selasa (27/3).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kornas JPPR, Sunanto,(kiri) menyerahkan berkas pendaftaran sebagai pemantau kepada Ketua Bawaslu, Abhan,(kanan) usai diskusi yang dilakukan di gedung Bawaslu, Jakarta, Selasa (27/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menemukan terdapat calon anggota legislatif (caleg) yang tidak bersedia menyertakan profil dan riwayat hidupnya. Dari 16 partai politik (parpol) yang menjadi kontestan pemilu, beberapa caleg tidak melampirkan daftar riwayat hidup dan profilnya.

Koordinator nasional JPPR Sunanto mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan JPPR, Demokrat, Perindo dan Nasdem lebih dari setengah calegnya tidak melampirkan riwayat hidup. Sedangkan caleg yang tanpa profil yang jelas, didominasi partai Berkarya, Hanura, PBB dan PKPI.

"Banyaknya caleg yang tidak mempublikasikan data profilnya menjadi indikasi bahwa para partai menyembunyikan sesuatu yang tidak boleh diketahui oleh publik," kata Sunanto kepada wartawan, Rabu (19/9).

Hasil analisis JPPR, terdapat tiga partai yang lebih dari setengah calegnya tidak melampirkan riwayat hidup. Partai Demokrat, ada 570 calegnya tidak melampirkan riwayat hidup, Perindo terdapat 550 caleg, dan Nasdem sebanyak 344 caleg.

Sementara, JPPR mengungkapkan caleg tanpa data profil jumlah juga cukup banyak. Yakni mencapai 1.456 caleg yang didominasi dari Partai Berkarya sebanyak 555 caleg, disusul oleh Hanura sebanyak 427 caleg, kemudian PBB sebanyak 308 caleg. Sementara, PKPI menyumbang 134 caleg tanpa data profil, kemudian untuk Demokrat, PSI, dan Gerindra masing-masing 3,2, dan 1 caleg tanpa data profil.

Pria yang akrab disapa Cak Nanto ini menilai ketidaklengkapan daftar riwayat hidup dan profil caleg ini juga menunjukkan ketidak mampuan KPU untuk menjalankan perannya. "KPU dianggap kurang tegas dalam menjalankan fungsi agar tidak ada yang ditutup-tutupi oleh para caleg," ujar Cak Nanto.

Untuk membuka transparansi bagi para pemilih, ia berharap KPU membuka profil caleg, sebagai bentuk Pendidikan dan infromasi terhadap pemilih. JPPR juga mendorong partai politik agar segera membuka profil caleg.

"Hal ini sangat penting bagi pemilih sebagai referensi dan pertimbangan dalam hal mentukan pilihannya," katanya menambahkan.

Dan yang tidak kalah penting, menurut dia, daftar riwayat hidup dan profile caleg mendorong proses kampanye mengedepankan prinsip kampanye yang terbuka. Lebih dialogis, jujur, bermuatan Pendidikan politik dan partisipatif.

Dengan lengkapnya riwayat hidup dan profil caleg, Sunanto mengajak semua masyarakat agar mengenali para caleg. Ikut mengkaji program kerja, dan visi misinya dalam menentukan pilihan bersifat reaksioner namun menjadi pemilih yang cerdas dan pemilih yang berintegritas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement