Rabu 19 Sep 2018 07:55 WIB

Menteri PUPR Hadiri Pertemuan Menteri Infrastruktur ASEAN

Basuki sampaikan perkembangan ekonomi Indonesia di Forum ASEAN

Red: EH Ismail
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menghadiri acara 1st ASEAN - Republic of Korea Infrastructure Ministers' Meeting di InterContinental Seoul COEX, Senin (17/9)
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menghadiri acara 1st ASEAN - Republic of Korea Infrastructure Ministers' Meeting di InterContinental Seoul COEX, Senin (17/9)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mewakili pemerintah Republik Indonesia menghadiri acara 1st ASEAN - Republic of Korea Infrastructure Ministers' Meeting di InterContinental Seoul COEX, Senin (17/9). Acara yang dibuka oleh Menteri Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea (Ministry of Land, Infrastructure and Transport / MOLIT) Kim Hyun Mee ini diikuti sejumlah menteri-menteri infrastruktur se-ASEAN menekankan pentingnya kerjasama infrastruktur antar negara-negara ASEAN dengan Republik Korea.

 

Dalam forum tersebut, Basuki menyampaikan mengenai perkembangan ekonomi Indonesia yang dapat tumbuh.  Salah satunya didukung oleh pembangunan infrastruktur sebagai program prioritas empat tahun berjalan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Acara ditutup dengan pembacaan Ministerial Declaration oleh Menteri MOLIT Kim Hyun Mee.

Sementara dalam pertemuan bilateral antara Menteri PUPR dengan Menteri MOLIT Korea Kim Hyun Mee dibahas kerja sama di bidang infrastruktur PUPR yakni progres Bendungan Karian, proyek saluran pembawa air baku Karian-Serpong dan Manajemen Pemeliharaan Jembatan.  Pembahasan pembangunan Bendungan Karian di Provinsi Banten disampaikan progresnya saat ini sudah mencapai 52% dan diharapkan pertengahan 2019 akan rampung.

Pembangunan bendungan ini sebagian dibiayai dari pinjaman Pemerintah Korea, yang dimulai pembangunannya sejak Oktober 2015. Bendungan senilai Rp 1,07 triliun dikerjakan oleh kontraktor Daelim Industrial Co, LTD-PT. Wijaya Karya (Persero)-PT Waskita Karya (Persero) Joint Operation ini memiliki kapasitas tampung efektif 207,5 juta meter kubik.

Menteri PUPR juga mengundang pemerintah Korea untuk mendukung program normalisasi dan revitalisasi Sungai Ciliwung. Ide ini terungkap saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Korea dan meninjau Sungai Chonggyechon yang juga melintasi di pusat Kota Seoul.

Selain itu, Menteri PUPR berkesempatan mengunjungi dua proyek kota baru yaitu Kota Baru Dongtan dua dan Alphadom City. Kondisi kota Seoul yang metropolis, semakin padat penduduk dan tingginya harga rumah membuat pemerintah Korea Selatan melalui Land Housing (LH), sebuah Badan Usaha Milik Negara untuk melaksanakan proyek kota baru dengan konsep smart city.

Kota baru Dongtan dua yang luasnya 3.500 ha ini didesain sejak tahun 2001 dan mulai dibangun pada 2004. Penduduknya saat ini sebanyak 265.000 jiwa dimana hampir separuh penduduknya setiap hari beraktivitas di Kota Seoul. Dengan moda transportasi Super Rapid Train (SRT) yang baru selesai dibangun pada Maret 2018, jarak 61 km antara Dongtan-Seoul dapat ditempuh oleh para penduduk Dongtan selama 20 menit saja.

Kunjungan dilanjutkan ke Alphadome City, tidak terlalu jauh dari Dongtan dua. Di sini Menteri PUPR bersama rombongan berdiskusi dengan pengelola Alphadome City mengenai dinamika perumahan rakyat di Korea dan Indonesia.

 

Turut hadir mendampingi Menteri Basuki yakni Dirjen Sumber Daya Air Hari Suprayogi, Kepala Pusat Bendungan Ni Made Sumiarsih, Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Edward Abdurrahman, Dirut PT Adhi Karya Budi Harto, Direktur Operasi PT Wika Agung Budi Waskito, Direktur Wilayah Timur PT Hutama Karya Sugeng Rochadi dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S Atmawidjaja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement