Rabu 19 Sep 2018 06:40 WIB

Mendorong Pemuda Kembali ke Masjid

Masjid bisa menjadi pusat aktivitas pemuda.

Rep: Riga Nurul Iman/Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Umat muslim melakukan shalat subuh berjamaah di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Ahad (4/2).
Foto:
Shalat berjamaah di Masjid Al-Taqwa, Gottingen

REPUBLIKA.CO.ID, Arief merasa berkepentingan  untuk terlibat dengan apa yang diharapkan Dewan Masjid Indonesia, memakmurkan dan dimakmurkan masjid. Dia mengutip pendapat  Wakil Presiden HM Jusuf Kalla, yang juga sebagai Ketua Umum DMI, Indonesia kurang lebih memiliki 800.000 masjid dan mushola, terbesar di dunia.

“Jika masing-masing masjid tersebut mempunyai program bagaimana memakmurkan jamaahnya, memakmurkan wilayah sekitarnya, maka segala perubahan yang kita mimpikan akan segera terwujud,” kata Arief.

Masalah-masalah ekonomi dan sosial seperti kesenjangan juga kemiskinan yang tak pernah habis dibicarakan perlahan-lahan akan semakin berkurang. Sekalipun soal-soal merebaknya politik identitas dan yang lainnya.

Juga berdasarkan data dari Merial Institute, masalah-masalah pemuda seperti urbanisasi pemuda desa ke kota yang semakin besar, pemuda kian sakit-sakitan, juga masalah pengangguran pemuda yang sangat besar.

Persoalan urbanisasi pemuda bisa jadi akan ditemukan jawabannya dengan mengaktivasi peran pemuda di masjid. Arief selalu menekankan agar pemuda membangun angan-angan agar masjid bisa menjadi youth center atau pusat aktivitas pemuda.

“Mereka bekerja disana, berdagang, berpolitik, juga melakukan aktivitas sosial. Masjid sebagai masa depan pemuda yang darinya lahir banyak tokoh-tokoh masa depan Indonesia di bidang sosial, ekonomi, politik dan sebagainya,” katanya. 

Baca juga: Dradjad: Selain Kwik, Beberapa Ekonom akan Dukung Prabowo

Baca juga: Inter Tandai Comeback ke Liga Champions dengan Kemenangan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement