REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Helikopter jenis BO-105 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) batal digunakan untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan di kawasan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (14/9). Kondisi medan tidak memungkinkan pemadaman api dengan helikopter.
"Hari ini sebenarnya akan dilakukan pemadaman menggunakan heli, ternyata berdasarkan hasil survei tidak memungkinkan karena kondisi medan dan angin," kata pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi di Temanggung, Jumat.
Sebelumnya, BPBD telah melakukan survei untuk lokasi pengambilan air di Embung Kledung Temanggung dan Telaga Menjer di Kabupaten Wonosobo. BPBD juga telah melakukan survei titik api di lereng Gunung Sumbing dan Sindoro.
"Lokasi pengambilan air tidak masalah, tapi untuk melakukan pemadaman di atas ketinggian 8.500 feet di lerang gunung tersebut ternyata mengalami kesulitan," katanya.
Dengan tidak memungkinkan helikopter BO-105 melakukan pemadaman kebakaran di lereng Sumbing dan Sindoro, pihaknya telah berkoordinasi dengan BNPB untuk jalan keluarnya. Saat ini ia masih menunggu konfirmasi apakah ada heli lain yang bisa digunakan.
Gito mengatakan, untuk sementara pemadaman masih dilakukan secara manual dengan penyekatan dan pemantauan agar tidak merambat ke wilayah tanaman tegakan.
Disebutkan, sekitar 180 personel diterjunkan untuk membantu pemadaman. Personel ini terdiri atas unsur gabungan, antara lain dari TNI, Polri, Perhutani, BPBD, SAR, dan masyarakat.
Gito mengatakan di Gunung Sumbing terdapat lima titik api di petak 27-2 dan petak 20-1. Sementara itu, ada satu titik api di Gunung Sindoro di petak 10-5.
Ia menuturkan hingga saat ini belum diketahui penyebab kebakaran di dua gunung tersebut. Menurutnya, kalau faktor alam kemungkinan kecil.
Hal yang perlu diwaspadai adalah masyarakat atau pendaki membuang puntung rokok sembarangan, karena kondisi di atas gunung tersebut betul-betul kering sehingga rawan terjadi kebakaran. "Kami mengimbau masyarakat yang mendaki gunung tersebut agar tidak membuang puntung rokok sembarangan, karena rawan kebakaran," katanya.