REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Seorang gadis remaja asal Kabupaten Sukabumi yang menjadi korban perdagangan manusia akhirnya tiba di kampung halaman, Jumat (14/9) dini hari. Korban sebelumnya dijemput oleh keluarga ke Mabes Polri Jakarta pada Kamis (13/9).
Korban trafficking yang bernama Entin Sutini (16 tahun) ini merupakan warga Kampung Kadupugur, RT 04 RW 03, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi. Informasi yang diperoleh, keberadaan Entin menjadi korban menyebar melalui video di media sosial (medsos) hingga akhirnya sampai ke aparat Desa Wanngunreja, Sukabumi.
Hal ini ditanggapi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia dengan menyelamatkan korban dan akhirnya bersama polisi korban dipulangkan ke Tanah Air. Sementara itu para pelaku perdagangan orang terhadap Entin sudah ditangkap aparat kepolisian.
‘’Senang akhirnya bisa pulang ke rumah,’’ ujar Entin. Ia mengaku kapok dan tidak mau lagi terbujuk rayuan orang untuk bekerja di luar daerah atau luar negeri.
Entin mengatakan, ia berhasil kabur dari rumah yang diduga menjadi tempat transit di Malaysia. Di rumah tersebut Entin ditempatkan dalam ruangan bersama hewan peliharaan anjing dan tidak tahu akan dipekerjakan di mana.
Selama lima hari di rumah itu Entin diminta untuk merawat anjing dan membersihkan kotorannya. Entin akhirnya tidak kuat dan melarikan diri dengan menggunakan tangga sehingga bisa keluar dari rumah.
Selanjutnya ungkap Entin, ketika berada dalam pelarian di halte bus bertemu dan dibantu orang Malaysia keturunan India. Dari tempat tersebut Entin dibawa ke Kuala Lumpur dan dipertemukan dengan orang Indonesia yang ada di Malaysia. Berikutnya Entin dibawa oleh warga Indonesia tersebut dan direkam video perjalanan hingga ke Malaysia yang akhirnya viral di media sosial.
Ayah kandung Entin Oden Permana (45) mengatakan, keluarga sangat bahagia karena Entin bisa pulang dalam keadaan selamat di Sukabumi. ‘’Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pemulangan Entin,’’ imbuh dia.
Ke depan kata Oden, anak keduanya tersebut akan dilarang bila bekerja kembali ke luar daerah. Ia berharap Entin bisa melanjutkan ke sekolah tingkat SMA. Sebabnya saat ini Entin hanya lulusan SMP dan belum bisa melanjutkan pendidikan karena alasan biaya.
Oden menerangkan, Entin awalnya berangkat dari rumah ke Jakarta untuk bekerja sebagai pengasuh anak. Pada saat akan berangkat keluarga sebenarnya sudah melarang.
Sebabnya, lanjut Oden, anaknya tersebut belum mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) dan identitas lainnya. Namun Entin tetap memaksa dan berangkat menggunakan angkutan umum seorang diri ke Jakarta.
Oden mengatakan, awalnya Entin memberikan kabar sudah tiba di Jakarta dan dijemput oleh orang yang mengajaknya. Seseorang yang mengajaknya tersebut dikenalnya hanya melalui Facebook.
Anehnya lanjut Oden, pada hari ketiga di Jakarta anaknya tersebut sulit dihubungi dan tidak memberikan kabar. ‘’Tiba-tiba pada beberapa hari berikutnya datang kepala desa yang menunjukkan video Entin tengah berada di Malaysia,’’ imbuh dia.
Keluarga kata Oden, kaget karena Entin menyampaikan akan bekerja di Jakarta bukan Malaysia. Keterkejutan keluarga bertambah setelah dalam video itu disebutkan Entin disekap di kamar kecil yang tidak ada jendela dan lubang angin serta disatukan dengan anjing. Namun keluarga akhirnya bernapas lega setelah Entin kabarnya sudah ditemukan dalam keadaan selamat dan berada di KBRI.