Jumat 14 Sep 2018 17:21 WIB

KPU: Data Pemilih Ganda di Bawah Satu Persen dari DPT

Sebagian besar kabupaten/kota sudah melakukan penetapan DPT hasil perbaikan.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andri Saubani
Ketua KPU, Arief Budiman  (kiri) berbincang dengan Anggota KPU Viryan (kanan) dan Wahyu Setiawan (tengah)  dalam acara rapat pleno terbuka  Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap untuk pemilu 2019 di  Kantor KPU, Jakarta, Rabu (9/5).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua KPU, Arief Budiman (kiri) berbincang dengan Anggota KPU Viryan (kanan) dan Wahyu Setiawan (tengah) dalam acara rapat pleno terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap untuk pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Viryan, mengatakan temuan data pemilih ganda sampai saat ini sudah di bawah satu persen terhadap data pemilih tetap (DPT) nasional Pemilu 2019. Sebagian besar kabupaten/kota sudah melakukan penetapan DPT hasil perbaikan dari data pemilih ganda.

"Hingga pukul 13.00 WIB, kami mengikuti perkembangan di daerah, data pemilih ganda hasil rekapitulasi internal kami sudah di bawah satu persen," ujar Viryan ketika dijumpai wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (14/9).

Sebelumnya, pada Kamis (13/9) malam, Viryan mengungkapkan, bahwa jumlah data pemilih ganda sudah berkurang dari satu juta. Pihaknya berharap, nantinya data pemilih ganda bisa semakin berkurang.

Dia pun mengungkapkan di 31 provinsi, seluruh kabupaten dan kotanya sudah melakukan rapat pleno terbuka penetapan DPT hasil perbaikan. "Artinya, kegiatan pencermatan bersama penghapusan data ganda yang ditemui sudah dilakukan. Namun, masih ada beberapa daerah yang melakukannya di hari, karena hasil pengecekan data belum selesai dilakukan," jelas Viryan.

Sementara itu, anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Mochamad Afifuddin, mengatakan ada kemungkinan data pemilih ganda bisa mencapai lebih dari tiga juta. Hingga Jumat siang, Bawaslu telah menemukan sebanyak 2,9 juta data pemilih yang ganda.

Afif menjelaskan, saat ini Bawaslu sudah mencermati data pemilih dari 492 kabupaten/kota. Data pemilih yang dicermati totalnya ada 176.988.126 orang.

"Ada ditemukan kegandaan yang berdasar tiga elemen, yakni NIK, nama dan tanggal lahir. Data ganda itu berjumlah 2.905.116 pemilih," ungkap Afif ketika dijumpai di ruang kerjanya, Jumat sore.

Sampai saat ini, masih tersisa 22 kabupaten/kota yang data pemilihnya belum dicermati oleh Bawaslu. Karenanya, Afif pun membenarkan jika nantinya ada potensi data pemilih ganda bisa mencapai lebih dari tiga juta.

"Ya kemungkinan juga ada. Tapi kami tidak mau berasumsi karena ini kan berdasarkan data by name by address," tegasnya.

Meski demikian, menurutnya Bawaslu sangat terkejut dengan jumlah temuan data ganda yang semakin meningkat. Afif menyebut semula hanya ada ratusan data ganda, kemudian berkembang menjadi satu juta lebih, dua juta lebih hingga posisi saat ini hampir mencapai tiga juta.

Namun, lanjut Afif, Bawaslu tetap akan bekerja untuk menyelesaikan pencermatan data ganda dan selanjutnya akan menyerahkan data-data ganda itu kepada KPU daerah. Untuk sisa 22 kabupaten/kota yang belum dicermati, mayoritas berasal dari Papua.

"Jajaran kami di provinsi, kabupaten dan kota langsung kami minta untuk melakukan pengecekan. Meskipun waktunya sudah sangat mepet. Siang sampai malam, ini saya cek di jadwal teman-teman daerah, rata-rata pleno perbaikan DPT itu sudah sampai tingkat provinsi," tutur Afif.

Afif menambahkan, pencermatan data pemilih ganda mengacu kepada jumlah DPT nasional Pemilu 2019 dari 34 provinsi telah ditetapkan sebanyak 185.732.093 orang. Jumlah ini terdiri dari  92.802.671 orang pemilih laki-laki dan 92.929.422 orang pemilih perempuan.

Para pemilih ini tersebar di 514 kabupaten/kota, 7.201 kecamatan dan 83.370 kelurahan/desa. Jumlah TPS yang disediakan untuk mengakomodasi para pemilih ini sebanyak 805. 075 titik TPS.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement