Jumat 14 Sep 2018 16:29 WIB

Prabowo-Jokowi Berebut Dukungan Keluarga Gus Dur

Yenny Wahid dipinang untuk masuk dalam tim kampanye kubu Jokowi-Prabowo

Bakal calon Presiden Indonesia, Prabowo Subianto (tengah) berbincang bersama    Istri Alm Abdurrahman Wahid  Shinta Nur Wahid (kanan) bersama sang anak Anak Yenny Wahid (kiri)  di kediaman Abdurrahman Wahid, Jakarta, Kamis (13/9).
Foto:
Pengumuman Tim Kampanye Nasional. Presiden Joko Widodo mengumumkan Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - KH Maruf Amin Pilpres 2019 di Jakarta, Jumat (7/9).

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachry Ali menilai, keluarga Presiden Keempat Republik Indonesia (RI) Abdurrahman Wahid (Gus Dur), masih memiliki posisi yang kuat untuk meraih suara dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019. Karena itu, dukungannya diperebutkan banyak pihak.

"Masihlah berpengaruh," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (11/9).

Namun, Fachry menilai posisi keluarga Gus Dur akan netral dalam pilpres 2019. Menurut dia, hal itu terlihat dari sikap keluarga dalam menerima kunjungan kedua kubu.

photo

Direktur Pencapresan PKS Suhud Aliyuddin mengatakan, sosok Yenny Wahid bisa mewakili sosok ibu di era modern. Terlebih bagi para kelompok ibu rumah tangga (emak-emak) yang mengeluhkan kondisi perekonomian bangsa saat ini.

“Saya meyakini Mbak Yenny bisa dan akan memberi dampak elektoral yang besar bagi pasangan Prabowo-Sandi,” ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (11/9).

Suhud menjelaskan, tim pemenangan Prabowo-Sandi sudah sepakat untuk memfokuskan kampanye pada isu ekonomi mikro. Hal itu khususnya harga kebutuhan pokok, pengembangan sektor UMKM, pembukaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan pendidikan, serta kesehatan. Yenni pun diyakini akan memperkuat branding program kampanye.

Di satu sisi, Yenny Wahid merupakan salah satu figur paling berpengaruh di kalangan warga Nahdliyin, tak terkecuali kaum Gusdurian. Masuknya Yenny Wahid sebagai Nahdlyin sekaligus mendorong Pemilu dan pilpres 2019 ke suasana yang damai.

“Sebab, warga NU mengayomi semua kandidat capres dan cawapres,” tutur Suhud.

Tim pemenangan Prabowo-Sandi hingga kini belum mendapatkan konfirmasi dari Yenny terkait kesediaannya bergabung. Namun, koalisi yang terdiri dari Partai Gerindra, PKS, PAN, serta Partai Demokrat akan membuka pintu lebar-lebar untuk putri Gus Dur itu.

Sementara Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding mengatakan pihaknya tak akan memaksa Yenny Wahid untuk masuk ke dalam struktur TKN. Namun, Koalisi Indonesia Kerja (KIK) akan menyambut dengan senang hati jika Yenny mau bergabung.

"Kita sangat terbuka dan bersyukur jika tokoh sekaliber Yenny Wahid mau bergabung. Tapi, itu tergantung sikap politik pribadi Yenny. Kita tidak boleh memaksa," kata Karding, Senin (11/9).

Menurutnya, KIK tidak bisa menuntut sikap seseorang apalagi dalam persoalan politik. Siapa mendukung siapa, lanjut Karding, sepenuhnya hak masing-masing individu. "Apakah Yenny mau diajak masuk atau tidak, ya sepenuhnya kita serahkan kepada Yenny," jelasnya.

Sikap tak memaksa tersebut bukan berarti mencerminkan KIK tak khawatir akan kehilangan suara dari warga Nahdliyin dan Gusdurian. Walau bagaimanapun, Yenny punya kekuatan mengkonsolidasikan warga NU. KIK tak boleh berandai-andai, sebab, kata Karding, pun belum diketahui seperti apa pandangan Yenny Wahid kepada Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

"Misal Yenny bergabung, ya tentu kita bersyukur," ucapnya.

Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD menilai, kunjungan dua pasangan capres dan cawapres ke keluarga Gus Dur adalah sebuah kewajaran. Menurutnya, keluarga Gus Dur masih memiliki pengaruh dalam pilpres 2019.

photo
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Mahfud MD.

Mahfud mengatakan, pemikiran-pemikiran Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki nilai Indonesiawi banyak digagas oleh Gus Dur. Artinya, lanjut Mahfud, Gus Dur itu yang melahirkan pemikiran sehingga NU cocok dengan Indonesia modern.

"Dan Yenny Wahid adalah anak ideologis sekaligus anak biologis. Sehingga wajar saja kalau Jokowi maupun Prabowo meminta Yenny memberi dukungan," kata Mahfud.

Namun, Mahfud tak mau berspekulasi mengenai arah dukungan Yenny. Menurut dia, hal itu menjadi hak prerogatif keluarga Gus Dur. "Kalau nanti dukungannya gimana, itu keluarga Gus Dur ya, saya tidak tahu, saya gak akan berkomentar sampai ke sana. Saya katakan itu," katanya.

Menurutnya, selama ini Yenny merepresentasikan pemikiran Gus Dur. Sementara, pemikiran NU yang paling riil dan selalu dirujuk dalam konteks Indonesia modern diinisasi Gus Dur.

"Prabowo minta, Sandiaga minta, Pak Jokowi juga minta dukungan. Sedangkan Yenny anak biologis sekaligus ideologis Gus Dur. Dia paham, jadi wajar," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement