Jumat 14 Sep 2018 14:44 WIB

Emil akan Latih Ulama Jabar Bahasa Inggris

Setelah fasih, ulama tersebut akan dikirim untuk berdakwah ke mancanegara.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: Abdan Syakura
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan kunjungan ke organisasi yang ada di Jabar. Majelis Ulama Indonesia (MUI) merupakan organisasi pertama yang didatanginya sebagai gubernur, Jumat (14/9).

Menurut Ridwan Kamil, ia bersilaturahim ke kantor MUI Provinsi Jawa Barat, untuk meminta dukungan dan masukan terkait jabatan barunya ini. Kehadirannya pun, sebagai bentuk penghormatan kepada ulama. "Saya komit, apapun masalah di Jawa Barat, terkait keumatan, saya tanya dulu ke ulama," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Dalam pertemuan itu, Emil menggagas sejumlah program yang akan dikerjasamakan dengan MUI Provinsi Jawa Barat. Salah satunya, Emil akan membantu terwujudnya provinsi halal.

Usulan Emil lainnya, adalah ia akan melatih ulama agar menguasai bahasa Inggris. Setelah menguasai bahasa internasional tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana mengirim mereka ke luar negeri untuk mendakwahkan Islam ke mancanegara.

Dalam kesempatam tersebut, Emil pun memuji ulama sebagai sosok yang memiliki keilmuan yang tinggi. Sehingga dirinya tidak ragu untuk meminta pendapat. "Di sini tempat orang-orang berilmu. Ilmu ulama, adilnya pemimpin, akan menghadirkan kemakmuran bagi masyarakat," katanya.

Sementara menurut Ketua MUI Provinsi Jawa Barat Rachmat Syafei, ia menyambut baik rencana Emil tersebut. Berdasarkan hasil pembicaraannya dengan Emil, Syafei pun mendukung pengiriman ulama asal Jawa Barat ke luar negeri.

Karena, menurut Rachmat, berdasarkan pengalaman Emil yang diceritakan kepadanya, banyak warga di luar negeri khususnya Amerika Serikat yang mengenal Islam dari ulama asal Timur Tengah. "Berdasarkan pengalaman beliau (Emil), ketika kuliah (di Amerika), warga di sana mengenal Islam dari Timur Tengah. Inginnya dari masyarakat Indonesia," katanya.

Rachmat mengatakan, pengenalan Islam dari Indonesia lebih baik dibanding Timur Tengah. Karena, pengenalan Islam dari ulama Indonesia dilakukan dalam situasi yang damai. "Di Timur Tengah kan terkontaminasi, dalam keadaan perang. Kalau dakwah di Indonesia dalam keadaan damai, sehingga pemikirannya damai," katanya.

Bahkan, Rachmat mengatakan, pengenalan Islam dari Timur Tengah berpotensi menimbulkan radikalisme. "Eksesnya keras, radikal," katanya.

Rachmat menilai MUI harus mencetak kader untuk mengirimkan ulama asal Indonesia agar bisa berdakwah di luar negeri. MUI pun, harus membuat kader dakwah yang awalnya dengan beajar bahasa Inggris. "Mereka tahu Islam dari Timur Tengah, padahal Islam dari Indonesia itu lebih bagus," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement