REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh merawat intensif seekor gajah jinak dan terlatih karena sakit di bagian pencernaan. Gajah tersebut juga mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.
Dokter hewan BKSDA Aceh Rosa Rika Wahyuni di Pusat Latihan Gajah Saree, Aceh Besar, Kamis (13/9) mengatakan gajah jinak yang sakit tersebut bernama Andi. Gajah itu seekor jantan berusia 30 tahun. "Andi yang memiliki berat 3,4 ton tersebut dirawat intensif karena sakit pencernaan, kekurangan cairan serta nafsu makan menurun," kata Rosa Rika menyebutkan.
Andi merupakan gajah jinak dan terlatih yang selama ini ditempatkan di "Conservation Respons Unit" (CRU) Mila, Kabupaten Pidie. Andi dievakuasi ke Pusat Latihan Gajah Saree menjalani perawatan intensif. Di CRU Mila, Andi bertugas mengusir gajah liar di kawasan Pidie.
Dengan kondisi yang lemah, sebut Rosa Rika, tim dokter BKSDA harus menginfus untuk menambah cairan gajah tersebut. Tim dokter juga berupaya meningkatkan nafsu makan dan menambah nutrisi gajah 30 tahun tersebut.
"Pencernaan Andi terganggu. Hal ini dilihat dari kotorannya berdarah. Kondisi fisik lemah. Kami terus berupaya memulihkan kesehatannya agar pulih seperti sedia kala," kata Rosa Rika.
Rosa menambahkan, tim dokter BKSDA akan terus memantau kondisi kesehatan gajah jinak tersebut. Nantinya, setelah kesehatannya pulih, Andi akan dipulangkan ke CRU Mila.
Selain Andi, tim dokter BKSDA juga merawat anak gajah yang terkena jerat di kaki awal Mei silam. Saat ini, kondisi kaki anak gajah terkena jerat tersebut sudah sembuh dan normal kembali.
Namun, kondisi kesehatannya sedikit terganggu akibat kebutuhan nutrisinya belum terpenuhi. Nafsu makannya juga menurun. Rosa mengatakan seandainya ada nutrisi dari induknya, anak gajah ini bisa segera sembuh. "Tim dokter terus berupaya agar nafsu makan alami anak gajah ini kembali. Kami juga memberikan makanan campuran supaya kesehatannya benar-benar pulih," kata Rosa.