Kamis 13 Sep 2018 22:23 WIB

Demokrat tak akan Pecat Kader yang Beda Dukungan di Pilpres

Waketum Demokrat membantah partainya bermain dua kaki di pilpres.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/9).
Foto: Republika/Mimi Kartika
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan, Demokrat berkomitmen mendukung Prabowo-Sandiaga di pilpres mendatang. Terkait tudingan Partai Demokrat 'bermain dua kaki', Syarief menilai di setiap parpol pada ada kader yang mempunyai sikap berbeda.

"Komitmen kami mendukung sepenuhnya pasangan ini. Ada satu atau dua kader yang tidak mendukung, secara umum saya tegaskan ini berlaku di mana-mana. Tidak ada partai yang tidak luput dari permasalahan," ujar Syarief dalam diskusi bertajuk Isu Dua Kaki Demokrat Ganggu Partai Koalisi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/9).

Ia mengatakan, meski pasangan capres cawapres yang didukung bukan dari kader Partai Demokrat sendiri, tetapi komitmennya mendukung Prabowo-Sandi tetap solid. Syarief menyebut, para kader yang mendukung Jokowi-Ma'ruf ini sudah diketahui sejak Partai Demokrat belum menentukan dukungan kepada bacapres Prabowo.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menginstruksikan kepada seluruh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) melakukan survei internal di seluruh kader Demokrat di 34 provinsi di Indonesia. Hasilnya, 80 persen mendukung bacapres Prabowo dan 20 persen di antara kader itu mendukung bacapres Jokowi.

"Mengapa mereka begitu? Karena seluruh kader Demokrat ingin agar yang dicalonkan kader Demokrat sendiri. Jadi realistis dong, yang 20 persen kebanyakan dari Jawa Timur, Papua, NTT, Bali, Sulawesi Utara. Itu hanya puluhan orang saja," kata Syarief.

Menurut Syarief, penyebab beberapa kader tak sejalan dengan Partai Demokrat karena Demokrat sendiri menentukan dukungannya kepada pasangan Prabowo-Sandi pada menit-menit terakhir. Ia menyebut, Partai Demokrat baru sebulan memberikan dukungan sejak 10 Agustus 2018. Berbeda dengan partai koalisi lainnya, PKS dan PAN yang telah menjalin hubungan dengan Partai Gerindra sebelum pencalonan Prabowo menjadi bakal calon presiden.

"Survei itu minta persetujuan atau pandangan apakah kami mau dukung Jokowi atau Prabowo. Jadi kami betul-betul dari bawah. Murni tidak ada pengkondisian dulu. Ini salah satu yang saya sampaikan mengapa hal ini (kader mendukung Jokowi) terjadi," jelasnya.

Ia juga mengatakan, Partai Demokrat tidak mungkin memecat para kader yang berbeda pilihannya dengan keputusan partai. Menurut dia, hal itu menjadi kewajiban DPP Partai Demokrat meyakinkan mereka m memilih Prabowo-Sandi. Ia menyebut, masih ada waktu selama enam bulan meyakinkan para kadernya mendukung Prabowo-Sandi.

"Kami katakan solid, komit dukung Prabowo-Sandiaga. Kami yakinkan, usahakan yang 20 persen itu mendukung Prabowo-Sandi. Kami masih ada waktu enam bulan," katanya.

Partai Demokrat berusaha memenangkan pemilihan legislatif (pileg) yang berbarengan dengan pilpres 2019 mendatang. Ia menambahkan, Partai Demokrat mendukung penuh dan berusaha maksimal memenangkan Prabowo-Sandiaga di pilpres. Hal inilah, menurut Syarief, yang dikatakan Partai Demokrat main dua kaki, yakni pileg dan pilpres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement