REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, menunjukkan aktivitas kegempaan tremor dan mengeluarkan dentuman dengan getaran lemah serta teramati sinar api sepanjang Rabu (12/9) hingga Kamis dini hari.
Menurut rilis BMKG, diterima di Bandarlampung, Kamis (13/9), meneruskan laporan Windi Cahya Untung dari Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Anak Krakatau, aktivitas gunung api di dalam laut itu dirasakan di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau. Laporan itu menyebutkan Gunung Anak Krakatau sepanjang periode pengamatan 12 September 2018, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, menunjukkan aktivitas kegempaaan tremor menerus amplitudo 3-51 mm (dominan 45).
Gunung Api Anak Krakatau (305 meter dari permukaan laut) ini sepanjang pengamatan cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara, timur, dan barat. Suhu udara 24-33 derajat Celsius, kelembapan udara 41-100 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg. Secara visual kondisi gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.
Terdengar suara dentuman dan getaran yang lemah dirasakan di Pos Pengamatan Gunung Api Anak Krakatau. Visual malam dari CCTV teramati sinar api.
Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level II (Waspada), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius dua Km dari kawah.