Kamis 13 Sep 2018 08:45 WIB

Ketika SBY Turun Gunung

SBY dan Kwik Kian Gie menjadi juru kampanye Prabowo-Sandiaga.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima kedatangan Bakal Calon Presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno sebelum melakukan pertemuan di kediaman SBY, Jakarta, Rabu (12/9).
Foto:

Meski menjadi juru kampanye Prabowo-Sandi, AHY menekankan, SBY akan lebih banyak bekerja di belakang layar. SBY tidak akan sering muncul mengampanyekan Prabowo-Sandi. “Dia tidak akan sering muncul,” ujar AHY.

Isu ekonomi menjadi perhatian serius kubu Prabowo-Sandiaga. Kemarin Sandiaga berdiskusi atas isu ini dengan SBY.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu meminta masukan SBY mengenai turbulensi ekonomi. Sebab bagi dirinya, SBY memiliki pengalaman menghadapi turbulensi ekonomi dan berhasil melewatinya.

Turbulensi yang dihadapi presiden ke-6 pada tahun 2008-2009. Saat itu, kata Sandi, turbulensi eksternal lebih dahsyat dari yang sekarang terjadi, global finansial crisis. Bahkan kala itu, dia harus menutup bursanya selama beberapa hari tapi Indonesia sangat cepat mengatasi krisis tersebut.

"Ketika itu global financial crisis mengakibatkan seluruh dunia mengalami turbulensi dan krisis multi dimensi tapi Indonesia mendapatkan pujian. Itu karena ekonomi Indonesia tidak terlalu terdampak secara signifikan. Bahkan lapangan kerja dan harga bahan pokok tetap bisa dijaga serta stabil," puji Sandi.

Sandi juga meminta masukan dari SBY bagaimana langkah-langkah menghadapi masalah ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini. Meski demikian dirinya enggan global financial crisis terjadi lagi saat ini.

Hanya saja dia tetap meminta masukan dari SBY. "Ini sebagai langkah-langkah antisipatif sebagai bangsa bisa memikirkan jauh lebih strategis daripada isu-isu yang berkembang saat ini," urainya. 

Baca Juga: Sindir Farhat, Prabowo: Aku Masuk Neraka Dong

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement