REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan Retno Listiyarti menilai perlunya orang tua dan guru mengetahui akar masalah yang menimbulkan tawuran di kalangan pelajar. Hal itu dikatakan Retno menanggapi kejadian tawuran yang menewaskan seorang siswa di Jakarta Selatan satu pekan lalu.
"Penyelesaian harus fokus menemukan akar masalah dan dilakukan pendekatan mediasi yang melibatkan orang tua siswa," kata Retno pada Rabu (12/9) di Jakarta.
Dia menyebut para orang tua dan guru harus memiliki media sosial dan mengetahui aktivitas anak-anak mereka di sana dan jika ada potensi melakukan tawuran bisa dilakukan langkah preventif.
"Penyelesaian kasus tawuran pelajar juga harus melibatkan sejumlah OPD terkait seperti Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga serta para kepala sekolah yang lokasi sekolahnya berdekatan," kata dia.
Retno pun memikirkan digelarnya sebuah acara rutin berbagai kegiatan pentas seni maupun olahraga bersama antar-sekolah yang kerap tawuran sehingga energi negatif bisa dihilangkan dan saat melakukan aktivitas bersama bisa saling mengenal lebih dalam sehingga meminimalkan konflik.
"Asian Games 2018 adalah contoh positif ketika ribuan pelajar dari berbagai sekolah menyatu, berlatih menari selama beberapa bulan, sehingga menghasilkan tarian indah yang kita saksikan saat pembukaan Asian Games 2018 lalu di GBK Jakarta," ucap dia.