Rabu 12 Sep 2018 11:46 WIB

Pemprov Jabar akan Undang Ustaz Abdul Somad

UAS akan jadi penceramah dalam peringatan Tahun Baru Islam.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Ustaz Abdul Somad
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ustaz Abdul Somad

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) akan mengundang Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah. Dai yang sedang naik daun itu akan menjadi penceramah dalam acara yang akan digelar pada 10 Muharram atau Kamis (20/9) mendatang.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, dia yang mengusulkan UAS untuk menjadi penceramah dalam kegiatan tersebut. "Saya sudah minta Biro Yansos untuk segera mengundang UAS di acara itu," ujar Uu kepada wartawan, Rabu (12/9).

Menurut Uu, ia akan segera menghubungi UAS agar bisa meluangkan waktu untuk mengisi acara tersebut. Uu mengaku, undangannya ini cukup mendadak mengingat dia baru dilantik beberapa hari menjadi wakil gubernur Jawa Barat.

Saat ditanya tentang alasan dirinya mengundang UAS, Uu mengatakan, ulama asal Riau itu menguasai disiplin ilmu Islam yang baik. Jadi, yang disampaikan dalam ceramahnya itu disiplin ilmu, bukan pemikiran-pemikiran atau asumsi-asumsi yang lainnya. "Tapi, ucapan yang disampaikannya itu ilmu," katanya.

Uu yang juga memiliki latar belakang pesantren tersebut menilai, saat ini tidak sedikit ulama yang penyampaian ilmunya tidak tepat. "Ada seseorang disampaikannya ke mana, tapi poinnya ke mana. Kalau UAS, yang (ceramahnya) saya dengar, ilmu yang disampaikannya," ujarnya.

Selain itu, menurut Uu, materi limu agama Islam yang disampaikan UAS sangat sesuai dan diterima oleh kultur masyarakat Jawa Barat. Sebab, keilmuannya hampir sama dengan umumnya masyarakat di Jawa Barat.

"Karena ada juga ulama yang keilmuannya berbeda, sekalipun itu penafsiran yang benar. Tetapi, UAS hampir sama amalahnya dengan kebanyakan muamalah masyarakat Jawa Barat," katanya.

Uu pun tidak sepakat jika ada pihak-pihak yang menolak kehadiran UAS untuk berceramah. Materi yang keras dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam di Indonesia seperti yang dituduhkan para penolaknya tidak tampak dalam setiap ceramah alumnus al-Azhar itu.

"Kalau ada yang disampaikan itu dianggap keras, tapi menurut pemahaman kami itu tidak, karena memang itu adanya. Tidak tendensius ke satu kelompok, ke satu golongan," ujarnya.

Sebagai contoh, kata Uu, materi terkait politik yang disampaikan UAS tidaklah salah. "Dalam memilih dalam pemilu, pilkada, kan memang benar begitu adanya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement