Rabu 12 Sep 2018 11:15 WIB

Siklus Kehidupan Bali Jadi Tema Pawai Budaya IMF

Sebanyak 1.500 seniman akan berpartisipasi dalama pawai budaya.

Tari khas Bali.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Tari khas Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Masyarakat Bali dari berbagai sanggar, komunitas, dan lembaga akan menampilkan ritual siklus kehidupan masyarakat Bali untuk memeriahkan pertemuan IMF-World Bank pada 8-14 Oktober 2018. Ritual dimulai dari proses kelahiran hingga kematian dengan atraksi berjalan dalam pawai budaya.

"Hal ini mengacu pada tema pawai budaya yakni 'The Life and Economy Bali'. Tema ini memiliki makna bahwa ritual tentang siklus hidup orang Bali dapat menyebabkan terjadinya perputaran ekonomi yang dinamis dan harmonis, sehingga upacara ini wajib dilestarikan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha di Denpasar, Rabu (12/9).

Untuk pawai budaya yang akan dihelat pada 12 Oktober mendatang itu, sudah siapkan dengan isian pawai budaya yang dikemas atraktif, inovatif dan dinamis. Serta semua bentuk seni ditampilkan dengan aktraksi berjalan.

"Pawai budaya dalam pertemuan IMF-World Bank itu merupakan permintaan Bapak Presiden karena tertarik dengan pawai Pesta Kesenian Bali. Pemprov Bali sendiri sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 1 miliar untuk pelaksanaan pawai budaya tersebut," ujar Dewa Beratha.

ISI Denpasar, sejumlah komunitas, sanggar dan lembaga seni akan dilibatkan dalam prosesi pawai budaya yang lokasinya sesuai surat yang diterima Dinas Kebudayaan Bali bisa digelar di kawasan Nusa Dua ataupun di Renon, Denpasar. ISI Denpasar akan membawakan garapan tentang ritual Pecaruan Rsi Gana yakni upacara mengenai pembersihan alam semesta yang dilakukan oleh pemangku (pemimpin ritual keagamaan), serati banten (pembuat sesajen), tukang kidung, petugas ngiderang (pemutar) caru, pasukan bhuta kala dan sebagainya. Ritual akan diiringi gamelan Ketug Bumi.

Sanggar Paripurna Gianyar akan membawakan ritual Dewa Yadnya, khususnya upacara persembahan terhadap Dewi Sri Sedana sebagai Dewi Kemakmuran. "Garapan ini divisualisasi dengan atraksi Ogoh-Ogoh Dewi Sri Sedana diiringi tari Rejang dan Baris Gede serta dimeriahkan perangkat upacara seperti tedung, umbul-umbul, pasukan gebogan buah, gebogan bunga, serta diiringi gamelan balaganjur," katanya.

Sementara itu, Sanggar Penggak Men Mersi, Denpasar, menampilkan garapan mengenai ritual kelahiran. Khususnya yang disajikan upacara "Tigang Sasih" di atas mobil hias yang dilanjutkan dengan permainan 100 anak-anak SD bertemakan Goak Ngalih Ikut.

Sanggar Pancer Langit akan membawakan ritual Raja Sewala, yang divisualisasikan dengan lima pasang muda-mudi yang diupacarai di atas mobil hias. Pada bagian ini juga dimeriahkan dengan tradisi Perang Ketupat yang ada di Desa Kapal, Badung.

Sementara SMKN 3 Sukawati, Gianyar, akan membawakan ritual Potong Gigi yang dilakukan di atas mobil hias. Kegiatan ini dilanjutkan dengan pagelaran busana singkat berbagai jenis pakaian adat Bali yang dibawakan pemuda-pemudi. Bagian ini diiringi gamelan Semara Pagulingan.

Sanggar Gumi Art, Denpasar, menampilkan prosesi pengantin Bali. Kedua pengantin diarak dengan "gayot" atau tandu, dengan diiringi prosesi  perangkat upacara, keluarga, perangkat desa. Bagian ini dimeriahkan dengan penampilan tari Joged Bumbung massal.

Yang terakhir, Sanggar Gases Denpasar mendapat bagian menampilkan ritual kematian dengan divisualisasikan dalam prosesi upacara Ngaben tradisi puri. Atraksi dapat dilakukan dengan menarikan sarana bade, lembu, dan naga banda. Bagian ini diiringi gamelan balaganjur dan perangkat prosesi lainnya.

Dewa Beratha menyebut tak kurang 1.500 seniman akan mengisi rangkaian pawai dihadapan para peserta IMF. "Untuk jadwalnya, kita diberi waktu kira-kira 12 Oktober. Nanti delegasi IMF akan dipecah sebagian mengikuti gala dinner di Garuda Wisnu Kencana dan sebagian menyaksikan pawai budaya," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement