Observatorium Pengawasan Perang Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan, penembakan oposisi pada awal pekan telah menyerang bandara militer Hama dan kompleks militer lain di dekatnya yang terletak di wilayah kekuasaan pemerintah.
Utusan Khusus PBB Staffan de Mistura telah melakukan pembicaraan di Jenewa dengan para pejabat senior Rusia, Iran, dan Turki. Mereka ingin membentuk Komite Konstitusi di Suriah.
Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB menyuarakan keprihatinan atas operasi militer yang sedang berlangsung di Provinsi Idlib, Suriah. PBB menyerukan semua pihak yang terlibat dalam konflik di wilayah tersebut tetap menjunjung prinsip hukum humaniter internasional.
Baca Juga: Hamas: Israel tak akan Serahkan Gaza
Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet memperingatkan, dampak konflik terhadap warga sipil harus diminimalkan. “Bantuan kemanusiaan harus disediakan dan koridor kemanusiaan harus dibuka untuk memastikan warga sipil dengan aman meninggalkan daerah yang terkena dampak konflik,” ujar Bachelet, dikutip dari laman Anadolu Agency, Senin (10/9).
Sidang Dewan HAM ke-39 digelar pada 10-28 September di markas besar PBB di Jenewa, Swiss. Pertemuan ini membahas pelanggaran HAM yang terjadi di Suriah, Yaman, Palestina, Sudan Selatan, Somalia, Libya, serta Republik Demokratik Kongo.
Serangan militer ke Idlib telah dimulai sejak Selasa pekan lalu. Serangan udara dilancarkan ke wilayah yang masih dikuasai kelompok oposisi penentang Presiden Suriah Bashar al-Assad tersebut. Rusia turut membantu Suriah dalam serangan itu.
Pasukan Pemerintah Suriah dan Rusia menggempur wilayah selatan Idlib pada Ahad (9/9). Serangan udara dan pengeboman menyebabkan sedikitnya lima orang tewas. Serangan tersebut mengincar desa-desa di selatan Idlib dan provinsi Hama utara.
“Seorang bayi dan seorang anak kecil tewas di Desa Habeit di selatan Idlib dalam serangan bom barel,” kata White Helmets, kelompok pertahanan sipil yang beroperasi di wilayah yang dikuasai pemberontak, dikutip laman Aljazirah.
(ed: satria kartika yudha)