Rabu 12 Sep 2018 08:30 WIB

Sudah 60 Hari Hujan tak Turun di NTT

Warga diminta menghemat penggunaan air.

Ilustrasi Kekeringan
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang menyebutkan wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada umumnya mengalami hari tanpa hujan (HTH) dengan kategori sangat panjang (31-60 hari).

"Namun terdapat wilayah yang mengalami hari tanpa hujan dengan kategori kekeringan ekstrem ( lebih dari 60 hari)," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru di Kupang, Rabu (12/9).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) berturut-turut dasarian I September 2018. Wilayah yang mengalami kekeringan ekstrem adalah wilayah Kabupaten Nagekeo (sekitar Rendu), Kabupaten Rote Ndao (sekitar Olafulihaa), Kabupaten Kupang (sekitar Hueknutu dan Kupang), dan Kabupaten Belu (sekitar Weluli).

Dia menambahkan, curah hujan dasarian I September 2018 menunjukkan, seluruh wilayah NTT mengalami curah hujan dengan kategori rendah (0-50 mm). Mengenai peluang curah hujan, dia menyebutkan berdasarkan peta prakiraan, peluang curah hujan dasarian II September 2018 pada umumnya 0-20 mm sebesar 90-100 persen.

BMKG juga mengimbau masyarakat NTT menghemat air, baik untuk konsumsi maupun untuk pertanian. Penghematan penggunaan air penting mengingat saat ini NTT berada pada puncak musim kering dan berdampak pada masalah kekurangan air bersih.    

"Hal yang harus dilakukan masyarakat adalah menghemat penggunaan air," kata Apolinaris.

Selain penghematan penggunaan air, pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah dengan menyediakan air bersih pada daerah yang rawan kekeringan. "Kondisi ini sudah berlangsung dari tahun ke tahun, sehingga saya yakin pemerintah sudah punya persiapan. Tinggal dibantu dengan kesadaran masyarakat," tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement