REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar akan merapatnya Partai Bulan Bintang (PBB) ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Jokowi-Ma'ruf Amin semakin santer terdengar. Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra mengakui dalam waktu dekat partai yang memiliki afiliasi kuat terhadap umat Islam ini akan menjadi bagian dari posko Cemara, rumah pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Dalam waktu dekat ini saya sudah direncanakan akan bertemu dengan Pak Jokowi. Paling di bulan September ini. Jadi sudah ada yang mengatur," kata Yusril kepada Republika.co.id, Selasa (11/9).
Pilihan Yusril akan bertemu Jokowi ini merupakan upaya komunikasi politik setelah sebelumnya ia berkomunikasi dengan kubu Prabowo-Sandi pada 30 Agustus lalu. Dalam pertemuan tersebut, bakal calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno dan Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono bertemu dengan Yusril beserta jajaran pimpinan DPP PBB.
Diakui Yusril pertemuan tersebut belum memenuhi harapan PBB. Terutama soal strategi bersama agar PBB kembali meraih kursi di Senayan, dengan lolos ambang batas parlemen 4 persen. Ia menyebut Sandi tidak berani memastikan bisa mensinergiskan strategi agar 2019 PBB kembali ke Senayan.
"Saya katakan terima kasih dan mengatakan bahwa di masa yang lalu, PBB sudah pernah all out membantu Pak Prabowo Subianto menjadi capres, dengan tenaga dan biaya sendiri. Begitu juga dengan Pak Sandi, kami juga telah banyak membantu untuk maju sebagai Gubernur dan atau Wagub DKI Jakarta. Dan kalau sekarang ini PBB diminta kembali untuk membantu Prabowo-Sandi, kami ingin bertanya, Apa yang Pak PS dan Pak Sandi bisa bantu terhadap PBB?" kata Yusril
Mantan Menteri Sekretaris Negara era Presiden Gus Dur ini menegaskan pertanyaan itu dilontarkan karena PBB ingin ada keadilan dan keseimbangan politik. "Prinsipnya, kita harus saling membantu, bukan salah satu hanya diminta membantu saja. Manfaat saling membantu itu harus dirasakan secara timbal balik antara kedua pihak," tegas Yusril.
Ia menyebut selama ini apa yang telah diupayakan PBB mendukung total Prabowo dan Sandi sudah dibuktikan. Sayangnya, pihak Gerindra tidak bisa membantu PBB mensinergikan strategi pemilu legislatif mendatang. Ini menjadi alasan Yusril membuka komunikasi dengan kubu Jokowi-Ma'ruf Amin dalam waktu dekat.
Namun, Yusril juga mengisyaratkan kepastian dukungan PBB di pilpres, tetap menunggu hasil Ijtima' GNPF Ulama II dan rapat bersama DPP dan DPD PBB pada Oktober mendatang. "Keputusan resminya nanti, kita juga akan menunggu hasil dua itu ke mana," imbuhnya.
PBB berpeluang merapat ke pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Hal ini tercermin dari pernyataan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra bahwa Jokowi, sebagai calon presiden pejawat, tidak perlu mundur atau cuti sebagai presiden.
“Jadi, di sini bisa dibaca kemana arah politik Pak Yusril dan PBB sebenarnya,” kata Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor saat dikonfirmasi, Senin (10/9).
Ia mengatakan pernyataan tersebut memang pendapat akademik Yusril sebagai pakar di bidang hukum tatanegara. Pendapat akademiknya merupakan pandangan seorang negarawan yang melihat persolan bangsa dan negara secara obyektif dengan mengedepankan kepentingan seluruh bangsa dan negara.
Namun, ia menerangkan, pernyataan tersebut memiliki pesan politik yang tegas. Ia menambahkan sikap Yusril sebagai akademisi biasanya sejalan dengan sikap politiknya.
Bagi Yusril, ia menerangkan, seorang politisi haruslah mendasarkan sikap politiknya pada intelektualisme. “Beliau tidak pernah split personality dalam bersikap,” kata Afriansyah.