REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan Indonesia Jokowi-Ma’ruf Amin (IJMA) menyatakan sampai saat ini tidak ada masalah terkait ukuran tempe. Pernyataan tersebut merespons komentar bakal calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno bahwa pelemahan rupiah mengakibatkan ukuran tempe tempe mengecil.
Ketua Perempuan IJMA Ida Fauziah mengatakan berdasarkan pengamatannya sebagai perempuan dan penggemar tempe, tidak ada tempe setipis ATM. “Saya kira boleh saja Pak Sandi menyampaikan sindiran itu, tetapi saya sebagai bagian dari perempuan yang juga penggemar tempe melihat di pasaran bentuknya masih utuh dan normal,” kata dia di Posko Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/9) malam.
Selain ukuran, Ida menegaskan harga tempe di pasaran baik-baik saja. Meski ada tren pelemahan rupiah, baik harga dan ukuran sama sekali tak berubah. Ia pun meminta masyarakat untuk bisa mengecek langsung ke pasar soal kondisi ketersesiaan pangan di pasar tradisional, terlebih tempe.
Ida menegaskan, tanggapan tersebut bukan berarti menuduh Sandiaga Uno menyebar hoaks. Ia mengatakan kritik atau sindirian tersebut barangkali sudah menjadi gaya khas seorang Sandiaga dalam berkomentar.
Karena itu, ia menambahkan, tidak perlu terus meributkan pernyataan Sandi mengenai tempe agar suasana di masyarakat tetap aman. “Nanti yang ada kita malah ikut-ikut ribut mempersoalkan statement beliau,” tutur dia.
Baca Juga:
- Kubu Jokowi-Ma'ruf Bentuk IJMA untuk Rebut Suara Perempuan
- Politikus PKS: Strategi Emak-Emak Agar Perempuan Jadi Subjek Pembangunan
Sebelumnya, berdasarkan pantauan Republika.co.id terhadap sejumlah pengrajin dan pedagang, ukuran tempe akan diperkecil karena harga komponen bahan baku yang mahal, khususnya kedelai. Salah satu pedagang di Pasar Tebet, Becky (30 tahun) mengatakan, saat ini rata-rata harga tempe sebesar Rp 6 ribu per setengah kilogram.
Menurut dia, hingga saat ini harga masih normal. "Harga masih belum berubah, tetapi kemungkinan ukurannya yang jadi lebih kecil," kata Becky saat ditemui di Pasar Tebet Barat, Kamis (6/9).
Pedagang lainnya di pasar yang sama, Jaya (32), mengatakan, rata-rata keuntungan yang diambil pedagang hanya Rp 200-300 per setengah kilogram. Jaya mengatakan, memperkecil ukuran tempe adalah cara yang paling mudah agar konsumen tidak mengeluh. Sebab, berkaca dari pengalaman dia sebagai pedagang, meski kenaikan hanya Rp 1.000 untuk berbagai ukuran, konsumen komplain.
Namun, Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) menyatakan, hingga saat ini harga kedelai impor masih stabil meski nilai rupiah dalam tren pelemahan. Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin memastikan, dikarenakan harga kedelai yang stabil maka harga tahu dan tempe tidak akan naik.
Baca Juga:
Harga Ayam dan Telur Stabil, Ukuran Tahu-Tempe Mengecil
Bekal Tempe dan Wejangan untuk Sandi dari Keluarga Gus Dur