REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejarawan Indonesia Peter Kasenda tutup usia di kediamannya wilayah Perumahan Jatikramat Indah Sari Gaperi, Jalan Bukit Dago, RT 6 RW 6 Blok T Nomor 7, Jatibening Baru, Pondok Gede, Kota Bekasi, Senin (10/9).
Ketua RT setempat, Suhendi mengatakan, keberadaan jenazah diketahui sejak keamanan komplek saat mengantarkan barang kiriman ke rumah Peter pada Ahad (9/9). Saat itu sudah dicurigai ada yang tidak beres lantaran aroma tidak sedap menyengat di sekitar rumah almarhum.
"Lampu nyala, tidak ada orang tapi ada aroma-aroma tidak sedap, hari ini saya cek aroma tak sedap dan banyak lalat pukul 09.00, saya panggil polisi sini, dibongkar ada jenazah," kata Suhendi, Senin (10/9).
Ia menuturkan, kondisi jenazah berada di ruangan kamar dalam keadaan tengkurap. Di sekitar lokasi sudah banyak cairan yang dikeluarkan dari jasad.
"Sepertinya sudah tiga hari lalu, jasad Pak Peter ada di kamar depan," katanya.
Suhendi mengaku telah melihat perubahan pada postur tubuh Peter sebelum meninggal dunia. Dari kasat mata, bobot tubuh Peter tampak lebih kurus.
"Sekitar satu minggu lalu saya ketemu pak Peter setelah pulang kondangan, memang terlihat lebih kurusan, karena yang kita tahu pak Peter orangnya agak gemuk," tuturnya.
Saat ini, jenazah Peter dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Peter Kasenda merupakan sejarawan yang dikenal kerap menulis buku tentang seputar perjalanan hidup Soekarno. Salah satu buku yang telah ditulisnya antara lain Bung Karno dalam Pergulatan Pemikiran pada 1991. Ia terakhir menulis buku berjudul Bung Karno: Panglima Revolusi di 2013.