REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan sekaligus penulis buku ‘Hari-hari Terakhir Sukarno’, Peter Kasenda menceritakan perihal tempat peristirahatan terakhir sang proklamator, Soekarno.
Menurutnya, sebelum meninggal, Soekarno menghabiskan 17 bulan terakhir hidupnya di Wisma Yaso yang terletak di Jakarta. Sayangnya, Wisma yang menjadi saksi bisu ketika Soekarno melawan sejumlah penyakitnya, kini telah berubah menjadi museum sejarah perjuangan Tentara Nasional Indonesia yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
“Museum Mandala itu dulunya tempat peristihatan terakhir Soekarno. Wisma Yaso merupakan rumah pemberian Soekarno untuk istrinya, Ratna Saridewi Soekarno,” jelas, Peter saat diskusi di komunitas Bambu, Depok, Ahad (11/3).
Peter Kasenda mengatakan, ketika itu berada di Wisma Yaso, komunikasi dan interaksi Bung Karno dengan pihak luar sangat dibatasi. Tidak hanya itu, bahkan anggota keluarga yang hendak menemuinya dibatasi dan dijaga dengan sangat ketat.
Kemudian setelah Sukarno meninggal, wisma tersebut dijadikan sebagai museum yang berdiri pada 5 Oktober 1972 dan diresmikan Presiden Soeharto.
Kata Peter, Sukarno sendiri mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta. Dia meninggal pada Ahad, 21 Juni 1970, pukul 06.30 WIB.